Category Archives: Cerita

Ramadhan

Standard

Sebelum gw cuap – cuap, gw pengen bilang marhaban ya Ramadhan, semoga di bulan baik ini kita semua dapat hal positif untuk pengembangan diri kita ya sobat. Dan terlebih, karna sebulan kita diajaran untuk mengekang hawa nafsu, meninggalkan kebiasaan yang buruk kita sejenak, tapi semoga kebiasaan kentut dan ngupil gw gak di masalahin selama puasa. Amin..
Buat gw, ramadhan dan tahun baru kudu buat refleksi jek. Dan khusus di bulan baik ini, gwcoba buat refleksi hidup gw selama beberapa bulan belakangan. Terlebih kalau ngomongin yang ngetaif – negatif. Hmm mudah – mudahan Tuhan mengampuni.
Jaadi gini, pernah gak lw mikir atau pas lw lagi jalan dalam keadaan after party, trus pas lagi jalan ke arah motor lw papasan sama pemulung kecil yang jam gw kelar buang duit, dia malah masih melek buat nyari botol minuman bekas buat di jadiin duit? Apa yang kebayang sama lw? Derita dia? Masalah dia? Atau biarin aja, masing – masing udah ada garis hidup sendiri – sendiri? Hmm, kalau lw mikir kayak gitu, mungkin ada yang salah deh sama lw, sama kayak temen – temen gw pas lagi papasan, mereka cuma ngeluyur lewat aja, tapi kaki gw kayak ada yang nahan, mata gw yang dah sayu efek alkohol mendadak segar, otak gw yang dah gak nyambung sama apa – apa, mendadak harus fokus ke pemulung kecil itu, apa yang dipikirkan pemulung kecil itu melihat beberapa dari kami atau orang yang di temui di sepanjang Kemang terlihat hidup bahagia sementara dia tidak. Sekali lagi, gw cuma bisa diam, dan terlebih gw gak berani tuk “ngasihani” dia, terlebih “ngasihani” seseorang pun gak akan membantu.
Satu lagi kebiasaan yang nempel ke gw adalah bersahabat dengan alkohol. Man, gara – gara ne masalah, muncul satu masalah lain, perut gw buncit, astaga! Buncit karna makmur Alhamdulillah ya, nah buncit karna alkohol? Astaghfirullah. Dan perkara ini sempet ngakrabin gw sama satu tempat di daerah Kemang. Disana waitersnya sampe akrab, gimana gak, tiap Jum’at kesana mulu. Dan tiap kesana, 2 tower pasti abis. Dan gara – gara itu, gw tiap Jum’at malem, kudu bawa motor keadaan miring, bahaya beud dah. Dan gara – gara itu, awal bulan berasa akhir bulan..heheh
Sebenernya duit bukan masalah, meski tetep di pikirin,..tapi setiap gw nge-beer, gw selalu aja ngajakin sahabat gw sejak jaman kuliah, Q-mo. Dan pada satu waktu, entah ne bocah lagi ada masalah atau gimana, doi nengggak banyak, dan alhasil doi jackpot. Karna gw gak bisa liat orang jackpot, karna gw pasti bakal jackpot, alhasil yang jagain Q-mo jackpot sepupu gw, Agung. Gw Cuma liat dari kejauhan, dan gw mikir, sahabat macam apa gw, gw malah ngajakin sahabat gw ke tempat ginian, sampe sohib gw jalan pun di papah, nempel ke kloset mulu. Dan puncaknya gw kudu bukain satu kamar di hotel terdekat buat evakuasi sohib gw sama sepupu gw. Gw cuma mikir, itu tanggung jawab gw bukan? Ya, kembali lagi, niatan gw yang mau maboks sampe bego, malah temen gw yang bego duluan,.. siapa yang galau ne ya..
Kembali ke refleksi ramadhan. Hmm, ini ramadhan gw kedua kerja disalah satu media cetak, dan itu berarti nanti THR gw kedua. Yeeeay.. Nah lho, ngapa jadi bahas THR..

Kembali ke topik, hidup ini sederhana bukan? Sesederhana sebuah perilaku kota mengubah perilaku seseorang, gw contohnya. Dan gw cuma mikir, gw gak mau mati di kebiasaan baru gw, berteman sama alkohol. Gw gak mau ngabisin duit gw buat hal kayak gitu lagi, paling gak, gak untuk durasi yang terus – terusan. Bahaya buat gw, bahaya buat kesehatan gw.

Terakhir, entah berapa lama gw ngucapin selamat puasa, sahur, atau lebaran ke orang yang beda – beda. Tau kan lw maksud gw, yee kaaaan.. Nah, entah gw sebut itu deadline atau target, tapi lebih enak kalau gw sebut itu tujuan, atau mimpi. Sederhana, taun depan gw punya temen bukber, atau temen ngabuburit yang lebih dari sekedar temen. Dan karna temen gw dah pada banyak yang dah nikah, nyusul seru kali ya.. Hmm, bakal banyak yang di kejar neh.. Tapi itulah refleksi gw, di samping ada kekurangan gw selama 1 tahun sebelum ramadhan, gw selalu punya mimpi setelah ramadhan. Dan bila ramadhan memang bulan yang paling suci, kenapa tidak kita luncurkan saja setiap mimpi kita ini? Agar Tuhan mendengar setiap mimpi. Dan saat Ramadhan berakhir, kita punya satu tahun untuk mengejar, dan kembali menuliskan refleksi ramadhan 2015, sambil berkata, Alhamdulillah..

Pesan Andini Lewat Sebuah Mimpi

Standard

Hari ini aku bermimpi tentang suatu hal, dan didalam mimpi itu aku melihat dua sosok yang sangat – sangat aku kenal, Ibuku dan dia, dia yang dulu pernah kutitipkan sebuah rasa, Andini.

Jauh sebelum aku mendapatkan mimpi itu, tak pernah sedikitpun aku memikirkan Andini sejak kami memutuskan tuk berpisah karna sebuah pertengkaran kecil semasa kami mendewakan ego remaja kami. Entah kenapa, tiba – tiba Andini datang disebuah perayaan kecil keluarga kami. Dimana kedua orang tuaku, kakakku, kami semua sedang bergembira dengan perayaan ulang tahun Ibuku, tiba – tiba aku melihat sosok yang aku kenal, Andini. Dengan balutan kain batik menutupi badan, dan celana jeans biru, Andini terlihat berbeda. Sangat cantik.

Aku senang, Ibuku jauh lebih senang melihat dia datang sendiri ke acara kami.

Sebuah bungkusan kecil diberikan ke Ibuku, dan seketika akupun mendadak canggung. Bukan tidak ada hal yang bisa kuceritakan ke Andini, namun aku hanya kehabisan stok keyakinan, apakah ini nyata? Oh my,.. she’s real.. Andini dihadapan gw.. Aku hanya bisa teriak girang di dalam hati.

“Hi, apa kabar Dit?”, sapa Andini. “Ini bener kamu kan Din?”, tanya gw penasaran. “Duuuh Dit.. kamu putus sama aku dah lama ya? Kayaknya belum deh. Aku keliatan cantik ya?”, tanya Andini. “Iya, kamu terlihat cantik, seperti biasa”, jawab Adit datar.

Oh Tuhaaaaan,.. apa cuma ini yang bisa aku bilang! Enggak! Andini jelas terlihat lebih cantik dari biasanya! Sangat,..sangat,..sangat berbeda! Bantu aku Tuhan,..

Setelah obrolan datar itu, aku sangat yakin kalau itu Andini. Stelan baju batik dan celana jeans dan make up tipis sukses merubah Andini.

Kami tidak lama mengobrol, aku harus keluar sejenak, ada hal yang membutuhkan jawaban dari sambungan telefon diseberang sana.

Sesaat setelah kututup sambungan telefon, kembali aku dibuat diam, membuat mata ini menatap jauh pada tiga objek yang sedang asyik mengobrol, Andini dan kedua orang tuaku.

Apa lagi ini! Seolah mukaku dihujam figure kuat yang kini tak bersamaku, kepalaku berasa dibenturin sangat keras ke tembok beton buat nyadarin aku bahwa sebuah kesalahan dimasa lalu yang harus aku bayar mahal malam ini!

Aku hanya bisa tertunduk lesu melihat kenyataan bahwa Ibuku masih tetap bisa heboh bersama Andini, dan Andini pun memperlakukan kedua orang tuaku sangat baik, seperti ketika kami masih bersama.

Lantas apa? Apa yang bisa aku lakuin!

Seketika aku ngerasain kayak jadi mainan anjing, di lempar pemilik anjing, trus di giigit sama si anjing, begitu seterusnya, sampai aku gak ngerasain sakitnya di lempar dan digigit sama si anjing. Begitu kerennya apa yang aku rasain saat ini, semua begitu sempurna, semua begitu perih, dan semua begitu nyata tentang kenangan Andini ketika dulu.

Mencari alat buat memutar waktu pun semua terasa percuma, dan pilihan paling rasional adalah mungkin mencari lubang semut terbesar yang bisa untuk aku masuk kedalamnya, dan menangis sekeras – kerasnya di sana, agar tak ada seorang pun yang mengetahui apa yang aku rasain saat ini, dan terlebih agar Andini gak tau kalau air mata ini adalah air mata penyesalanku atas kejadian waktu itu yang membuat dia harus menjadi temanku saat ini.

Terharu mungkin yang mungkin bisa kulakukan saat ini, sembari sedikit tersenyum kearahnya melihat keakraban yang di pertontonkan kehadapanku. Dan yah, sesekali aku menyadarkan diri bahwa ini bab baru dari buku tebal kisah aku dan Andini. Tapi aku gak bisa bilang bahwa bab ini adalah bab akhir kisah aku sama Andini, namun bukan berarti aku mengharapkan Andini kembali ke Andini yang dulu. Mustahil.

Sampai akhirnya, disaat aku mengangkat kepala, aku tak melihat sosok Andini disana, dia sudah beralih kesisi yang lain di tempat dimana aku berada. Andini bersama seorang pria, yang kemudian di bawa ke arah ibuku. Mereka berpamitan.

Tak lama kemudian, kulihat Ibu memandang lesu kearahku, dan aku tahu, ini bukan pertanda yang baik. Dan oleh Ibu, aku diberitahu bahwa pria itu adalah pacar baru Andini, yang datang terlambat untuk menjemput Andini, membawa Andini bersama lamunan kenangan masa lalu yang perlahan muncul di hadapanku.

Sebelum Ibu berkata banyak, kupeluk Ibu, dan segera aku meminta maaf padanya. Kupeluk erat beliau, tak kubiarkan sepatah kata keluar dari mulut beliau.

“Bu, aku minta maaf karna melepas gadia yang aku tau, Ibu pun tau, dia cocok buat aku dan keluarga. Maafin aku Bu”

Dan segera kami pun larut dalam tangis, suara tangis memecah keriuhan acara Ibu, suara tangis yang bermula dari penyesalanku melepas sosok kuat bernama Andini bagi keluarga. Ya, Andini telah berlalu. Dia tidak meninggalkan luka bagi kami, sama sekali tidak, yang ada sebaliknya, dia membawa kesan dalam bagi kami, Andini yang mampu menembus lingkaran keluarga kami dengan caranya.

Kuatnya tangisan ini, bikin aku sangat sulit bernafas, hingga pada akhirnya, aku terbangun. Ya semua ini hanya mimpi, hanya mimpi!

Bukan! Ini bukan mimpi! Air mata yang jatuh disaat aku menjalani mimpi masih basah di pipiku, aku seolah yakin keluargaku, Andini, dan juga pria itu hadir, belum lama! Aku pun menangis dalam nyata, meski pada akhirnya aku tau, Ibu, keluargaku, Andini dan juga pria itu tak pernah ada, sekali lagi, itu hanya mimpi!

Tapi mungkinkah itu cuma mimpi? Ataukah itu sebuah pesan dari Andini yang dikirim untukku, agar aku ikhlas melepas Andini tuk bersama siapapun pria itu? Haruskah seperti itu? Oh Tuhan.. Aku enggak yakin bisa ngelewati ini semua. Andini begitu sempurna, dan bila mimpi itu sebuah pesan untukku, maka itulah kesempurnaan terakhir Andini yang ia miliki.

Tuhan, bersama tulisan ini, kuyakin Engkau Maha mengetahui sesuatu yang Ghaib, Engkau Maha mengetahui segalanya, Engkaulah pembuat skenario hidup terhebat. Bila dalam nyata, mimpi itu benar adanya, takkan ku ingkari itu Tuhan, tetap akan aku syukuri semuanya, bila itu terbaik bagi Andini, dan bila itu jalan bagiku tuk membalas kebaikannya selama ini.

Andini, aku ikhlas,.. dengan doa tulus, aku melepasmu sekarang.

Три медведя

Standard

Hey Catastrophe21.. rumah galau gw..

Gw pengen cerita tentang kemarin, pas gw dapet tugas dari mentor gw buat nerjemahin cerita, dari bahasa rusia ke bahasa Indonesia. Sebenernya sech gak ada perintah buat nerjemahin, perintahnya jelas, suruh menceritakan ulang, TAPI gimana kita mau menceritakan ulang kalau kita gak ngerti tuch cerita tentang apa! Liat gambar? Sekarang kalau gambarnya cuma ada anak perempuan make kerudung, sambil makan trus ada kursi yang make cap kaki hewan, emang bisa lw nebak cerita apaan? Gak kan? Nah intinya lw kudu nerjemahin kan? Nah apa gw bilang..

Penasaran isi ceritanya? Sok cekidot..

Три медведя

В одной маленькой деревне жилабыла девочка. Звали её маша. Родителей у неё не было, и жила она с бабушкой и дедушкой

Однажды пошла маша в лес и заблудилась. Шла  она шла по лесу, а лес становился всё темнее и темнее. Вдруг увидела она маленький домик. Подошла она к домику и постучала. Никто ей не ответил. Машенька осторожно открыла дверь и вошла в комнату.

В комнате стоял большой стол и три стула. Один стул был очень большой, другой меньше, а третий самый маленький. На столе стояли три тарелки с кашей и три чашки с молоком

Машенька была очень голодная. Села она на большой стул, но ей было неудобно, села на средний – ещё неудобнее. Села она на маленький стул, взяла ложку, съла всю кашу и молоко выпила.

Захатела маша спать, пошла в другую комнату и увидела три кровати. Одну болишую, другую менише, а третью самую маленькую. Легла она на самую маленькую кровать и заснула.

… поздно вечером вошли в домик три медведя. Самыи большой медведь – папа, михайло иванович, средний – мама, марья ивановна,  и самый маленький – сынок мишутка. Вошли они в дом, смотрят и ничего не понимают. Маленький – сынок мишутка. Вошли они в дом, смотрят и ничего не понимают. Маленький – сынок мишутка. Вошли они в дом, смотрят и ничего не понимают.

–          Кто сидел на моём стуле?! Зарычал михайло иванович

–          А кто сидел на моём стуле? – спросила марья ивановна

–          А кто сидел на моём стуле и всё съел ? –  запищал мишутка и заплакал

Вошли медведи в другую комнату и увидели машеньку

–          Сейчас я её съем! – зарычал михайло иванович

Проснулась маша, увидела медведей, испугалась и заплакала

–          Нет, нет, не ешь её, папа! Если ты еёсъешь, с кем я играть буду? – запищал мишутка

Пожалели медведи машу и утром проводили её в деревню к дедушке и бабушке

А машенька и мишутка стали друзьями и часто играли вместе в лесу. Вот и сказке конец, а кто слушал – молодец

 

Pada bingung kan tuch ceritanya tentang apa? Sama,.. gw juga! Tapi slow, gw cuma ngelawak kok, gw tau apa artinya, tapi gw liat kamus dulu ya..

Ok, dengan bahasa gw, gw nyeritain ulang kisah diatas ya.. *tapi please, jangan percaya 100%! Karna komposisi yang tidak termasuk formalin dan boraks, sehingga belum terdaftar di BNN apalagi KPK.

Jadi gini, cerita ini tuch tentang ada bocah yang salah masuk ke rumah keluarga beruang.

Di paragraf pertama dikasih tau kalau ada anak kecil, masih muda, gak tua, gak bintitan, punya mata sempurna, tinggal di sebuah desa kecil, gak besar, yang tentu gak ada mall apalagi seven eleven. Disana dia tinggal bareng neneknya, dan gadis malang itu bernama Masya, nama panjangnya Masyarakat. Dan karna malang itu, dia cuma tinggal sama neneknya, dan karna malang, di paragraf pertama gak di jelasin kalau dia punya pacar atau gak, alias jomblo.

Suatu hari Masya bermain di hutan. Dan sampai sekarang gw bingung nech bocah main apaan gitu di hutan! Panjat pinang? Atau petak umpet! Kalau petak umpet sama siapa? Neneknya? Atau sama pacar? Ya gak mungkinlah, kan gw dah bilang kalau dia jomblo, dan di cerita kan gak di jelasin kalau dia punya pacar!

Ok, whatever.. lanjut..

Jadi pas dia lagi asik main di hutan, Masya kesasar. Dia panik, dia bingung, dia,..dia,..dia,..dia pun ga-laaauuuu..

Ketika dia nyasar, Masya tiba – tiba ngeliat ada rumah! Mendadak gw jadi inget keluarga si edward cullen di serial twlight yang rumahnya sama – sama di hutan. Tapi masalahnya ini cerita gak nyeritain twilight, jadi pasti beda. Dan pas dia ngeliat rumah itu, pintu diketok sama si Masya,..1x ketok.. gak ada balesan. 2x ketok.. juga masih diem.. 3x ketok tetep sama. Dan rupanya batas kesabaran Masya cuma tiga kali ketok, palu, martil, kunci inggris, semua di keluarin Masya buat ngebuka pintu! Dan Ta-Raaaaaa,.. pintu kebuka! Dan Masya pun masuk kedalam rumah tak berpenghuni.

Dan saat Masya berhasil masuk kedalam, Masya melihat ada sekumpulan meja dan kursi yang besar – besar. Tiap kursi punya ukuran yang berbeda, satu paling besar, dua menengah, tiga paling kecil. Di atas meja, Masya ngeliat ada tiga piring dengan isian makanan, dan ada juga tiga gelas isi susu.

Dengan Masya yang kelaparan, dia duduk di kursi yang paling gede, tapi dia gak nyaman, gak sesuai ukuran badan si Masya. Karna gak nyaman di kursi yang gede, geser dong si Masya ke kursi yang agak kecilan,.. dan,.. sama aja,.. dengan ukuran Masya yang mirip orang cacingan akut dan kena gizi buruk, Masya pindah ke kursi yang paling kecil. PAS. Dan diambil sendok dan memakan semua cereal dan meminum semua susu yang ada di meja.

Setelah Masya kelar dan sukses menghabiskan semua cereal dan susu, Masya pun ngantuk, dia kekenyangan, dia,..dia,.. dia hoaaaaam.. malah gw yang ngantuk.. Lupain.. Kembali ke Masya.. Dia masuk ke salah satu ruangan, tempat tidur. Disana dia ngeliat ada tiga tempat tidur, large, medium, small. Large maksimal sepuluh orang, small maksimal empat sampe lima orang. Lha, ini kok jadi room karaoke! Ok, kembali ke Masya. Belajar dari ruang makan, Masya tanpa mikir panjang, langsung menentukan pilihan, dan pilihan jatuh ke bed kecil. Sekali lagi, Masya milih bed kecil karna biar sesuai ukuran bodi, bukan karna gak ada piti.

*suara musik seram*

Ketika malam menjelang, ketiga beruang sang pemilik rumah datang. Mereka gak mabok, atau gak nenteng barang belanjaan satupun.

Beruang pertama dan yang paling besar bernama Michael Ivanovich, yang agak sedengan alias bininya namanya Maria Ivanovna, dan yang paling kecil alias anaknye namanya Misyutka. Wait, adakah dari kalian yang membaca tulisan gw ini berfikiran yang sama dengan gw? Iya,..iya,..Iya? BENER KAN! Nah, kenapa namanya keren amat…?!? Eh btw, tapi siapa yang sepikiran sama kayak gw.. Ya sudahlah..

Jadi gini, gw bakal ngomongin out of context ya.. tentang apa yan gw pikirin di kepala gw, di ubun – ubun gw. Pertama, kenapa namanya keren? Jelas karna ini cerita rusia, tapi kenapa dengan cerita di Negara gw, Indonesia, beruang coklat dengan tragisnya harus menerima kenyataan nama ngerusak kesereman giginya! Bayangin aja, ada beruang di namain coco bear, atau kalau dia agak gemukan di namain si Jembul, aneh.. Contoh deh orang Rusia bikin cerita, biar tentang hewan, nama tetep Michael Ivanovich, Maria Ivanovna, Misyutka, kan keren.. Nah, pikiran gw kedua, dan berhubungan sama nama terakhir yang gw sebutin Misyutka. Nama bokap nyokapnya Michael Ivanovich sama Maria Ivanovna, gimana ceritanya nama anaknya Misyutka. Gw menduga ada semacam sejarah yang di hilangkan, atau mungkin belum terungkap di cerita ini. Tentang apa? Ya apalagi, nama orang tuanya nama rusia, anaknya Misyutka, mirip nama Jepang. Gw gak berharap di akhir cerita, bakal di sebutin kalau Misyutka adalah,.. bentar, gw ambil tissue, sedih nech,.. Umm,.. kalau Misyutka ituuuu anak ti-ri, ya Misyutka anak tiri..! Ataaaaaaau Misyutka anak pungut dari kebun binatang Jepang.

Ok, lupain sejenak, karna butuh ngeliat cerita selanjutnya kan buat ngebuktiin Misyutka anak angkat apa gak..

Cerita berlanjut ketika ketiga beruang masuk rumah. Ketiganya nampak shock..

–          Siapa yang duduk di kursiku! Geram si babe beruang Michael Ivanovich

–          Dan siapa juga yang duduk di kursiku! Tanya Maria Ivanovna, emak beruang

–          Dan siapa yang duduk di kursiku dan memakan semua makanaaaaan.. keluh Misyutka sambil nangis

Demi apa si Misyutka sampe nangis gitu,.. OMG,..

Dan setelah melihat keadaan ruang makan, ketiga beruang langsung menuju ruangan lain, tempat tidur. Dan betapa kagetnya mereka karna melihat sosok lain, Masya.

–          AKAN AKU MAKAN ANAK INI! Geram si babe beruang Michael Ivanovich

Karna mendengar suara keras dari beruang Michael Ivanovich, Masya pun bangun, dan kemudian menangis ketakutan..

–          Jangan,..Jangan,..Jangan Be.. (lho ini keluarga beruang Rusia apa keluarga beruang betawi),.. Kalau ayah makan dia, aku akan bermain dengan siapa? Pinta Misyutka

Awalnya gw pikir dan harus gw akui bahwa si Misyutka itu sebagai seorang hero, pahlawan. Tapi setelah gw tau kalau dia cuma butuh temen buat main, Misyutka selametin si Masya. Trus tar kalau si Misyutka dah gak sejalan sama si Masya kayak anak band jaman sekarang, trus apakabar si Masya?

Singkat cerita, dan memang gak dijelasin di cerita, si Masya di ampuni sama keluarga Michael Ivanovich. Dan sama keluarga beruang, si Masya dianterin pulang kerumah nenek

Dan sebagai imbalan atas balas budi nyawa, Masya pun HARUS rela menjadi teman main Misyutka. Dan hingga pada akhirnya mereka pun sering bermain bersama di hutan berdua. Dan mereka pun terlahir sebagai sahabat.

 

Cuma satu pesan gw:

Ambil yang sekiranya masuk akal, dan anggap seempret kentut untuk setiap kata yang gak masuk akal. Sekian..

 

 

Pertemuan Itu Bernama Kabar Duka

Standard

Entah harus kuberi nama apa untuk setiap rasa yang kurasakan hari ini. Semua terasa begitu sempurna, tanpa tulisan namamu di nisan yang tengah kulihat kini, Ajeng Nurmalasari.

Entah siapa yang harus gw salahin, Mia yang memberi kabar duka ini, tepat sehari setelah dua puluh tahun gw menunggu kabar keberadaan lw Ajeng, atau pertemuan ini yang buat gw seolah ngerasain gimana sakitnya tersayat oleh silet tertajam berkali – kali dan gw cuma bisa diam. Tanpa perlawanan.

Hari ini, 28 Februari 2010, akan gw kenang sebagai hari dimana gw untuk pertama dan terakhir kalinya ketemu Ajeng, meski bukan Ajeng yang gw kenal dulu, Ajeng yang selalu usil mengambil jatah makan siang ketika kami satu sekolahan, Ajeng yang memanggilku si cedal, Ajeng yang juara di kelas dan tak pernah terkalahkan di ranking pertamanya, Ajeng yang sangat menyukai nonton film horror meski ia nutup mata ketika setan nongol, dan Ajeng yang merupakan cinta monyet gw dulu.

Namun kini Ajeng hanya bisa diam, tenang.

Berat buat gw harus bilang, gw mungkin telah menemukan ajeng, dan mulai sekarang pun dia gak akan kemana – mana, dan orang tua Ajeng pun tak perlu tau seberapa sering gw akan mengunjunginya, cukup gw melangkah ke blok D dan gw tau, kau telah meyambutku disana, dengan senyuman, meski itu tak pernah nyata.

Tak ada dendam, tak ada sedikutpun kesal akan lamanya gw menanti kabar Ajeng selama ini. Dan meski kini kau telah tenang, kan kupastikan tak ada yang berubah, semua masih sama, tak ada yang perlu menggantikan Ajeng, karna tak perlu juga menggantikan sosok Ajeng, dan terlebih karna Ajeng yang terbaik yang pernah gw kenal. Dan meski restu itu tak pernah kurasakan, tapi gw tahu, kelak mereka akan menyadari bahwa kehilangan itu bukan cuma milik mereka, gw pun ngerasain kehilangan yang sama. Dan masalah restu, biarlah restu itu tak pernah terucap, karna bagi gw, itu kini sudah tak penting lagi, cukup mereka tau, gw kan tetap menganggap mereka sebagai keluarga gw, karna dengan begitu, gw akan tetap melihat sosok Ajeng disana.

Ajeng, saat ini orang – orang tetap akan memanggilku bodoh, entah sampai kapan mereka memanggilku bodoh hanya karna menunggumu selama ini, sampai sekarang, dan sampai nanti, dan terlebih disaat mereka tau bahwa gw menemukanmu dalam keabadian.

Tentang rasa ini, sebagai manusia biasa, mungkin gw akan lelah, tapi sejauh ini, gw berjalan hanya tuk mencari lw, dan disaat yang sama, kupastikan lelah itu akan beradu kuat dengan besarnya rasa sayang gw, rasa cinta gw ke lw Ajeng, hingga rasa lelah itu akan menghilang dengan sendirinya. Dan tentang panggilan bodoh itu, tak perlu kau risaukan, selama alasan terbesar mereka memanggilku bodoh itu kamu.

Ajeng, disela doa tulus gw buat kebaikan lw disana, gw nitip satu permintaan, bawalah rasa ini dalam keabadian, dan biarkan rasa itu tetap ada, meski kita tak lagi bersama, meski kita berbeda dunia.

Ajeng, maafin gw yang sampai sekarang gak pernah ngucapin selamat tinggal ke lw, karna selama itu lw, gw gak akan pernah bisa, dan gak akan belajar bagaimana mengucapkan itu ke lw. Gw tau gw gak akan nemuin lw seperti dua puluh tahun yang lalu, tapi gw yakin, di dalam keabadian lw sekarang, lw akan berubah menjadi malaikat pelindung buat gw, keindahan yang Tuhan kirim buat gw.

Kelas Mandarin

Standard

Jaman sekarang, yang namanya belajar bahasa asing wajib hukumnya, apalagi buat anak jurusan gw. Tapi sebenernya, gak melulu anak kuliahan kok, anak SMA jaman sekarang, beuh, lebih ngeri lagi. Di sekolahannya, mereka di wajibkan belajar, paling gak ada satu bahasa asing selain bahasa Inggris, malah ada temen gw yang sekarang belajar tiga bahasa, inggris, jepang, jerman! Tambah lagi jaman sekarang, karna ada Korean wave, anak SMA yang masih unyu – unyu, bohong banget pada gak belajar nyebutin manggil cowok opa atau saranghae ato annyong anntong gitulah. Iya kan iya dong?

Man, jaman gw? Beuh,.. kagak kalah, dua bahasa sekaligus! Pertama bahasa Inggris, kedua bahasa Makassar, itu karna gw waktu itu sempat sekolah di Makassar, jadi gw sempet ngerti car abaca huruf lontarak Makassar, sebutan untuk bahasa lokal sana

Diawal kuliahan, dosen gw sempet berpesan satu hal ke kelas gw, “sebagai anak HI, kalian mestinya malu kalau kalian gak nguasain satu, dari lima bahasa PBB, karna itu bisa jadi kunci sukses kalian”

Simpel sech pesennya, kayak lw mesen segelas es teh di kantin atau sepiring siomay. Tapi pelaksanaannya, beuh, gw jamin ribet. Dan buat lw yang gak tau bahasa PBB, lw seach aja anggota tetap PBB siapa aja, yang lima Negara, yang punya hak veto, nah dari situ, lw tebak – tebak sendiri dah tuch. Misal, di PBB, Perancis kan punya hak veto, nah, kira – kira dia kalau ngomong pake bahasa apa tuch,.. gak mungkin kan kalau pake bahasa mandarin apalagi ngapak? Nah, itu misal, selebihnya, lw cari sendiri dah tuch,..gw males nyebutinnya,..ya itung – itung, biar yang baca tulisan gw, ikutan pinter kayak gw,..#absurbnarsism

Semester lima, mungkin yang di maksud sama dosen gw, karna di semester ini, kami kudu ngambil salah satu konsentrasi, dan takdir mempertemukan gw untuk gabung ke globalisasi, dan karna di globalisasi bisa ngambil salah satu dari tiga bahasa yang dimana bahasa itu adalah Mandarin, Jepang, Arab, gw pun milih yang daripada namanya bahasa Mandarin

Alasan gw sederhana buat milih harga. Kalau lw belanja di Malioboro, bakal ada harga yang beda antara lw make bahasa Jawa sama yang enggak, seenggaknya, dalam tawar menawar tetep ada selisih harga. Apa? Lw nganggep gak ada hubungannya? Jelas adalah, ya gw belajar bahasa mandarin ya buat apa selain biar bisa dapet kortingan harga karna tawar – tawaran pake bahasa mereka coba.

Langkah gw buat masuk kelas mandarin bukan berarti tanpa beban. Jauh sebelum gw masukin mandarin sebagai matakuliah, gw sempet ngobrol sama senior gw, Nisa. Dari obrolan itu, kata Nisa, tujuh dari sepuluh temennya saat itu GAK LULUS mandarin, itu berarti cuma tiga yang lulus! CUMA TIGA!

Man, seketika gw lemes, gw galau, gw,..gw,..gw pengen kentut,..*biasa, secara alamiah, kalau jiwa gw tersontak, raga gw terkoyak, gw pasti pengen kentut*

Lanjut kata Nisa. Hal tersulit dari sosok Mandarin adalah, abjat yang bejibun, dan cara penulisan yang bener – bener ribet, dan setelah gw liat contoh yang di perlihatkan si Nisa, gw yakin, dia cantik, eh maksud gw, tulisannya, duh gak konsen gini gw nulis, ya tulisannya, mirip kayak bangunan bertingkat, dan dari situ, gw bertanya – tanya satu hal, Nisa jomblo gak ya? *ups*, bukan, bukan itu. Pertanyaannya sekali lagi bukan itu. Pertanyaannya adalah, kayaknya bahasa Mandarin, cocok untuk anak arsitek, ya itung – itung dia bisa latihan sebelum dia nyemplung ke menggambar desain bangunan yang sebenarnya. Gak percaya? Nech gw punya salah satu contohnya 美 dan salah duanya 那. Sebenernya masih ada beberapa huruf yang asli, dah kayak bangunan bertingkat, kayak rusun.

Bukan cuma masalah abjat atau cara penulisan yang jadi masalah utama, tapi man, kalau di Mandarin, beda pinyin atau stress atau tanda baca, beda arti juga! Gila gak tuch!

“Da, kamu milih konsentrasi apa?”, tanya Tatas, ketua himpunan gw. “Globalisasi bung”, jawab gw santai. “Globalisasi? Trus kamu milih bahasa apa? Kan bebas milih toh kalau globalisasi?”, tanya Tatas balik. “Iya bung, bebas, saking bebasnya, gw puyeng”, jawab gw sok mendramatisir. “Gak usah puyeng bung, ikutin suara hatimu saja”, jawab Tatas sok bijak. “Iya sech bung. So far, gw milih Mandarin”, jawab gw. “Mandarin? Seriusan?”, tanya Tatas penasaran. “Iya, emang kenapa bung?”, tanya gw balik. “Gak sech,.. Gak ada yang salah sama pilihanmu, yang salah cuma suara hatimu, kenapa milih tuch bahasa”, sindir Tatas. “Barusan gw nanya sama Nisa, jawabannya hampir sama kayak lw, sekarang, lw ngomong yang aneh tentang Mandarin. Emang kenapa sech bung sama Mandarin?”, tanya gw balik. “Wah kalau gitu, kamu ikutin dulu aja bung itu bahasa, kan gak seru kalau tak kasih tau di awal. Ibarat kata, kamu gak tau apel manis atau asem, sebelum kamu gigit dulu. Gitu Da.. Saranku sech, perbanyak doa dan ikhtiar, terlebih, jangan kapok main ke apotek atau indomaret ya buat nyari obat pusing”, jelas Tatas.

Tuch kan, belum apa – apa, langkah gw makin berat buat masuk ke dunia Mandarin. Kalau dah kayak gini, gw mesti ngapain? Kayang? Koprol? Joget lumba – lumba?

Mendadak gw inget satu quote, ketika lw dah ngambil keputusan, cobalah tuk bertanggung jawab!

Quote sederhana yang bikin gw ok, ini pintu masuk gw untuk bisa ke level yang lebih tinggi. Dan terlebih, gw bukan Nisa atau Tatas, gw Yudha, ya GW YUDHA!

***

Hari yang di tunggu – tunggu tiba. Dan karna sekelas, nyaris semua masuk Globalisasi, dan semua milih Mandarin, alhasil di kelas Mandarin, gw cuma ketemu orang yang itu – itu aja, Ita lagi Ita lagi, Iis lagi Iis lagi, Anggit lagi Anggit lagi, begitu seterusnya.

Huft, kayaknya otak gw penuh dengan nama orang yang sama,..

Sebelumnya, gw kenalin dosen gw, namanya Chen – chen, kalau kami manggil, ya kudu lengkap, lǎo shī Chen – Chen. lǎo shī karna itu sebutan untuk guru, macam kalau di Malaysia, ipin upin manggil guru dengan sebutan cekgu, nah kalau di kelas gw, kelas Mandarin, manggil guru dengan sebutan lǎo shī. Ok, sejauh ini, lw pasti nganggep gw pinter kan? Syukur dech kalau gitu,..eike jadi lega cyiiin,..

Karna satu dan lain hal, gw duduk di bangku paling depan, dan paling pojok. Kalau yang udah – udah nech ya, bangku itu cuma untuk orang yang memang jadi “tumbal” kelas, bukan untuk di cincang terus di jadiin seserahan buat dosen, tapi, pada umumnya, dosen bakal nunjuk dari yang paling pojok, kecuali kalau dosen itu menganut cara random.

“nǐ hǎo,..”, sapa dosen gw. “nǐ hǎo”, sahut seisi kelas. “wǒ shì lǎoshī, wǒ jiào chen – chen”, sapa dosen gw kembali. “nǐ hǎo chen – chen”, sahut Ita penuh semangat. “nǐ hǎo”, sahut dosen kembali.

Sejenak gw mikir, segampang itukah Mandarin? Orang ngomong nǐ hǎo, eh balesannya juga nǐ hǎo,.. Ok, gw gak salah pilih bahasa.. Nisa salah, Tatas salah, semua pokoknya nǐ hǎo! Ceumangeud,..

xiānshēng, qǐng wèn nín guì xìng?”, tanya Chen – Chen buyarin lamunan gw. “Heh?”, jawab gw bego. “xiānshēng, qǐng wèn nín guì xìng?”, tanya Chen – Chen mengulang pertanyaan.

*Mampus gw! Tadi dia ngomong ke kelas gak panjang, eh giliran ke gw panjang bener ngomongnya,.. AHAAA, gw cukup bilang nǐ hǎo kali ya! OK, nǐ hǎo!* dalam hati

“Ya Chen – chen, nǐ hǎo!”, jawab gw mantap! “nǐ hǎo xiānshēng,.. xiānshēng, qǐng wèn nín guì xìng?”, tanya Chen – chen kembali. “cuy, bantuin gw napa. Nech olang ngomong apa ke owek?”, bisik gw ke Gamar, temen sebelah gw. “Dia itu nanya hewan kesukaan lw. Lw jawab aja Shuǐmǔ – shuǐmǔ”, bisik Gamar kembali. “apa? Suimi suimi? Apa cumi – cumi?”, tanya gw balik. “Shuǐmǔ – shuǐmǔ Yudha”, jawab Gamar ketus. “Thanks”, jawab gw. “Chen – Chen, sori lama, terserah deh lw tau pa gak. Hahah. Chen – chen, you ask me xiānshēng, qǐng wèn nín guì xìng right?”, tanya gw ke Chen – chen mengulang pertanyaan. *Chen – Chen pun nganggukin kepala*. “WOKE,.. xiānshēng, qǐng wèn nín guì xìng? Shuǐmǔ – shuǐmǔ!”, jawab gw mantap, dan makin MANTAP.

Sontak seisi kelas pada ketawa, tapi tidak dengan Chen – Chen. Ok, gw anggep respon muka si Chen – Chen yang paling benar. Seisi kelas gw ketawa, hanya karna mereka belum terbiasa denger gw ngomong Mandarin! Ya, gw yakin itu! Teman – teman, mulai sekarang, biasakan diri kalian buat dengerin gw ngomong Mandarin!

“Shuǐmǔ – shuǐmǔ? Oh no,..no,..no,..Bukan,..I mean, What is your name? Nama kamu?”, jelas Chen – Chen. “So what is Shuǐmǔ – shuǐmǔ mean lǎoshī?”, tanya gw balik. “Shuǐmǔ – shuǐmǔ its mean jellyfish, kalau ba-hasa Indo-nesianya,..umm”, jelas Chen – Chen terbata – bata. “Ubur – ubur lǎoshī”, sahut Ita. “WHAT! Shuǐmǔ – shuǐmǔ i-tu ubur – ubur!”, jawab gw shock. “Ya. xiānshēng, qǐng wèn nín guì xìng its mean, your name, na-ma ya? Iya, nama kamu”, terang Chen – Chen. “Oalah nama toh lǎoshī,.. Yudha lǎoshī, Yudha.  Shuǐmǔ – shuǐmǔ itu peliharaan saya, my pet. Saya pikir lǎoshī nanya hewan kesukaan saya”, jawab gw ngeles. “Hahah, Yuta, kamu lucu”, jawab lǎoshī. “xie xie lǎoshī xie xie”, jawab gw balik.”. “rènshì nǐ hěn gāoxìng, Shuǐmǔ – shuǐmǔ”, sambung si lǎoshī, “xie xie lǎoshī xie xie”, jawab gw kembali. *ngomong opo koe ki,..mbuh*, dalam hati gw.

Ok, pertemuan pertama gw, hari pertama gw, kelas baru gw, BENER – BENER BERKESAN, dan gara – gara si Gamar Shuǐmǔ – shuǐmǔ, gw jadi tensin sendiri. Tapi slow, yang namanya belajar, gak bakal langsung bisa. Pasti lw bakal ngerasain yang namanya sakit yang mirip kayak ditimpuk pake kancut di tengah kerumunan, sakit, malu, dan pasti malu – maluin.

Tapi buat gw, ini pijakan yang bagus buat gw, dan kalau kata orang, ambil saja hikmahnya, biarpun gw sendiri sampai sekarang apa hikmah di balik si Shuǐmǔ – shuǐmǔ, tapi yang pasti, gw gak bakal di kibulin dengan hal sama, karna gw dah kenal yang namanya Shuǐmǔ – shuǐmǔ, ubur – ubur!

***

Kalau boleh jujur sech, sejak pertemuan pertama, gw dah shock banget. Pertama, gara – gara tragedy apa tuch si ubur – ubur, si sumu – sumu, eh Shuǐmǔ – shuǐmǔ, nah itu dia. Kedua, man, pengajarnya impor cuy,..dari Taiwan, jadi cara ngajarnya, eh maksud gw bahasa pengantarnya itu lho,..mending kalau dia ngomongnya pelan, nah ini, dia kayak lagi ngajarin anak TK lokal di Taiwan! Kalau kayak gitumah kagak masalah, nah ini? Nah gw? Haduuuuuh,.. Dan gak ngerti gimana ceritanya, gw kebayang muka si Tatas, dan yang penting saran si Tatas, “perbanyak doa dan ikhtiar, terlebih, jangan kapok main ke apotek atau indomaret ya buat nyari obat pusin”,..

Yudha,..Yudha,..Yudha,.. Yudha,.. Yudha,..BANGUN! Masak kalah sama ubur – ubur! Man, yang perlu lw lakuin sekarang, lw bayangin si ubur – ubur atau si Shuǐmǔ – shuǐmǔ lagi di uber – uber sama Spongebob sama si Patrick, bayangin mereka ketangkep, lagi di tepungin terus di goreng sama si Sandy, trus di hidangin di ulang tahun si Patrick, dan dimakan bareng – bareng! Ya, cuma itu yang bisa mengubur bayangan si Shuǐmǔ – shuǐmǔ!

Man, sekarang lw bayangin, jadwal kuliah Mandarin gw dah kayak minum obat, seminggu dua kali, dan parahnya, Mandarin ini bakal gw temuin selama tiga semester ITU KALAU GW GAK NGULANG,.. kalau ngulang? Ya bakal lebih lama lagi lw bisa gandengan mesra bareng Mandarin, dan si Shuǐmǔ – shuǐmǔ bakal kekal di otak lw.

Ok, satu – satunya cara biar gw gak kayak pertemuan pertama adalah, gw mesti belajar. Dan itu dimulai dari kosakata Mandarin untuk hewan atau tumbuhan. Karna, kedua kategori ini, paling berpotensial untuk di jadiin tipuan, dan si Gamar tau betul peluang ini.

Dan biar komplit, gw juga kudu tau beberapa kosa kata, yang kira – kira bisa memperbaiki citra gw di pertemuan berikutnya.

Man, first impression itu penting, tapi ketika first impression lw hancur, secara otomatis lw gak ada kesempatan untuk memperbaiki first impression lw, tapi seenggaknya, kesempatan lw belum berakhir, lw masih punya second impression, begitu seterusnya, sampai nama lw balik seperti semula, sampai lw bisa berdiri tegap dengan pencitraan positif yang lw buat.

Ok, pecitraan itu bisa di mulai dengan menyapa si lǎoshī dengan bilang nǐ hǎo, lengkap dengan senyum lebar yang seolah – olah tak pernah terjadi apapun di pertemuan sebelumnya. Trus setelahnya ucapkan “selamat siang”, atau “apa kabar”,..Umm, pasti cool…

Tapi, gw baru sadar, selamat siang apa ya Mandarinnya? Trus apa kabar? Atau yang ekstrimnya gw pengen bilang gini, eh tapi pake bahasa Mandarin pastinya,..” lǎoshī, saya ingin bertanya”,..Beuh, kalo sampe gw ngucapin tiga – tiganya, gak ada lagi dah tuch si Shuǐmǔ – shuǐmǔ, yang ada sanjungan hangat dari si lǎoshī Chen – Chen.. Tapiiiii,.. Haduuuh,.. MANDARINNYA APAAAA?

Eh,..Slow, kayaknya, ada yang bisa bantuin gw.

Yup, MBAH GOOGLE.

Menurut google translet, Xiàwǔ hǎo itu artinya selamat siang, apa kabar ya si nǐ hǎo tadi, trus yang terakhir yang mau nanya itu, lǎoshī, xiǎngwèn.

Komplit sudah materi pencitraan gw, dan selangkah lagi, gw bakal kembaliin nama gw yang rusak.

Biar gw lancar, gw pun latian di depan kaca, nyebutin satu per satu kata dan kalimat, dan lengkap dengan body language yang sempurna. Gw gak mau ada kesalahan sedikitpun, pokoknya gw mau yang terbaik untuk perbaikan citra gw.

***

Hari yang gw tunggu tiba. Hari kedua, pertemuan kedua.

Untuk pertemuan kedua ini, gw gak dateng tepat waktu, alias telat. Bukan berarti gw ngehindari karna masih trauma dengan pertemuan pertama gw, tapi lebih dari itu, gw emang sengaja dateng telat. Gw pengen terlihat menonjol pada saat gw bilang Xiàwǔ hǎo, nǐ hǎo, dkk.

Tok,..tok,..tok,.., gw ngetok pintu dari luar

“Silahkan masuk”, jawab lǎoshī dari dalam. “xie xie lǎoshī xie xie”, jawab gw. “Silahkan duduk Yu-ta”, perintah lǎoshī. “xie xie. nǐ hǎo lǎoshī?”, tanya gw penuh percaya diri. “nǐ hǎo Yu-ta”, jawab lǎoshī yang kemudian nyuruh gw buat ngebuka buku halaman kelima.

So far, gw ngerasa paling hits di kelas. Gak ada lagi itu yang namanya si Shuǐmǔ – shuǐmǔ. Yang ada Yudha yang baru, Yudha yang bergairah mengikuti kuliah Mandarin.

Gw yang datang terlambat, langsung kejar setoran nyalin ulang catetan temen sebelah gw, si Ita. Asli, catetannya rapi banget, bagus banget dia nulis karakter demi karakter. Man, gw gak sia – sia sebelahan sama si Ita, tapi gw gak tau dech si Ita gimana ke gw,..semoga gak sebaliknya..

Karna serius nyalin, gw hampir lupa senjata terakhir gw, pura – pura nanya bagian yang sulit dari materi yang dah di sampein sama Chen – Chen lǎoshī.

“lǎoshī,.. lǎoshī”, teriak gw dari arah belakang. “Yu-ta, kamu kesurupan?”, tanya lǎoshī kembali. “Tidak. Lǎoshī. lǎoshī xiǎng wěn nǐ, pinta gw. “Heh?”, jawab Chen – Chen Lǎoshī  dengan muka campur antara kaget, malu, sama bingung. “Heh, ngawur kamu Yudh”, sahut Ita berbisik. “Iya, wǒ xiǎng wěn nǐ Lǎoshī”, pinta gw mengulang yang sebelumnya dan sekaligus ngacuhin bisikan Ita. “Yu-ta, coba sini. Kamu maju kedepan”, pinta Chen – Chen Lǎoshī. “Heh kok maju Lǎoshī? wǒ xiǎng wěn nǐ Lǎoshī wǒ xiǎng wěn nǐ!, jawab gw kayak badak kejer. “Iya, kamu maju dulu sini”, pinta Chen – Chen kembali. “Ta, kumaha ini teh? Emang gw salah ngomong ya?”, bisik gw ke Ita. “Ya iyalah, lw tuch tadi bilang kalau lw mau nyium si Lǎoshī . Dah maju aja, trus lw cium gih si Lǎoshī”, jawab Ita santai. “Jleb. Ta, kumaha nech kumaha”, jawab gw panik.

Man, kayaknya, eh gak, kalau kata si Ita, orang yang sebelumnya udah pernah les Mandarin, apa yang gw omongin salah, inti omongan gw ke Lǎoshī malah gw mau nyium si Lǎoshīi! Man, murid macam apa gw nech, hari pertama bikin ulah, hari kedua (tetep) bikin ulah, malah dengan mau nyium si Lǎoshī,.. Oh semesta,..bantu aku,..

“Yu-ta, tadi kamu bilang apa?”, tanya Lǎoshī mengulang pertanyaan sebelumnya. “wǒ xiǎng wěn nǐ Lǎoshī. But Lǎoshī, listen to me. I don’t care what wǒ xiǎng wěn nǐ means, but the important things that I want to ask to you is, Lǎoshī, can I ask you something. Ist correct with my sentence?”, terang gw gugup. “Oh I see. Kamu boleh duduk”, jawab si Lǎoshī.

Setelah gw dipersilahkan duduk, sedikit banyak gw lega, tapi gak selega yang lw bayangin. Gw masih kebayang apa yang si Ita kasih tau ke gw, kalau yang gw bilang ke Lǎoshī itu kalau gw mau nyium si Lǎoshī,.. OMG,..

Lǎoshī pun menulis ulang apa yang gw bilang sebelumnya, xiǎng wěn.

xiǎng wěn = I want to KISS you,..

Mungkin yang di ingin di katakan Yu-ta adalah :

Lǎoshī, xiǎngwèn.

Terimakasih untuk Yu-ta yang telah mengingatkan saya to explain pinying atau stress. Kemudian Chen – Chen pun mulai menerangkan tentang fungsi tanda baca,..bla,..bla,..bla,..bla,..bla,..bla,..

 

Man, dari apa yang di jelasin si Lǎoshī, gw Cuma salah di wèn aja. Pas awalnya, gw bilang wèn dengan nada yang panjang yang berarti itu kiss. Sementara yang seharusnya, wèn YANG GW MAKSUD itu di baca pendek yang itu berarti ask atau bertanya. See? Ini dia nech yang mungkin di maksud sama Nisa dan Tatas, bagian tersulit dari Mandarin. Dan ini baru masalah wèn, belum masalah yang lain.

Yang gw pikirin sekarang cuma satu, selesai kelas, nyari toko obat. Gw butuh obat tidur! Gw mau lupain hari ini!

***

Perjalanan gw bersama Mandarin memang gak mudah, asli gak mudah! Total gw ngabisin lima semester hanya untuk Mandarin, yang aslinya cukup dengan tiga semester dengan per dua per sks. Hanya saja, pada akhirnya gw cuma ngambil empat semester, dan sebagai konsekuensi, ada nilai D di transkrip gw.

Sebenernya bukan nilai yang gw kejar, tapi bohong banget kalau gw gak ngarep nilai bagus dari Mandarin. Tapi lebih dari itu. Gw pikir, tiga semester itu kurang untuk belajar bahasa, dan dengan bobot sks yang mencapai dua, gw pikir gak rasional, sementara bahasa inggris punya bobot satu sks! Tapi bukan, bukan sks yang gw permasalahin. Sekali lagi, lw gak bisa mengharapkan yang namanya perfect dalam sebuah usaha belajar bahasa asing hanya dalam waktu singkat.

Tapi apapun itu, gw tetep seneng aja bisa mengenal apa itu Mandarin. Dan meski gw punya jumlah semester yang lebih banyak dari temen – temen gw, sampai sekarang gw cuma tau nǐ hǎo dan Wo ai ni. Tapi sekali lagi, bukan itu pointnya. Pointnya adalah segimana keras lw maksa diri lw untuk belajar hal baru, meski sampai lw nganggep Mandarin itu sebagai cewek PALING cantik yang pernah lw temuin, supaya lw rajin masuk kelas, supaya lw gak BT dengerin pelajaran dari si lǎoshī. Dan yang terpenting adalah, jadi manusia yang hidup dengan banyak bahasa yang dikuasai sepertinya menyenangkan. Someday, kalau gw di beri kesempatan, gw pengen mantepin bidikan gw, bahasa rusia!

#JogjaKotaGalau

Standard

Hal yang sudah pasti gw lakuin ketika ke Jogja lebih pada saat gw datang, dan pulang. Dan karna mudahnya main jejaring sosial, tersalurkan sudah semua.

Pada mulanya gw cuma iseng bikin beberapa status ketika gw baru datang ke Jogja. Ya, ibarat kata nech ya, gw 11 – 12 sama ababil jaman sekarang, yang dimana – mana kudu update status! Gila.. Gak percaya? Gini dech,.. lw pasti punya temen anak sekolahan kan? Atau gak perlu anak sekolahan deh, siapa aja. Jadi kecenderungannya, orang jaman sekarang terkadang bisa gw bilang salah gunain jejaring. Karna dengan kemudahan jejaring sosial, kita secara gak sadar ngajarin diri sendiri jadi freak! Dan emang lw pikir orang lain kudu tau kegiatan lw? Kudu tau posisi lw? Enggak kan? Kecuali kalau yang buka profil lw tuch orang KEPO! Pasti dia bakal ngubek – ngubek semua tentang lw, termasuk kegiatan lw, tapi buat gw, selama lw sejenis sama gw, SORRY! Gw masih demen peyempuan,..

Tapi emang, disadari atau gak, kemudahan fasilitas jejaring, dan di tambah kecanggihan handphone kita, jejaring tuch bener – bener addict. Sekarang gini, kalau hp lw polyphonic, gak mungkin lw baru bangun, trus update status di facebook atau twitter trus nulis “morning sunshine”,.. Ada juga lw kudu sabar nunggu nyawa lw komplit, trus nyalain laptop, yak an iya dunk,.. atau malah, kayak temen gw, yang laptop dengan congkaknya gak di matiin dari malam sampe pagi, dan koneksi juga sama, karna paketan, YA KARNA PAKETAN UNLIMITED! CATET!

Sebenernya, kalau boleh jujur sech, kadang gw juga ngelakuin hal sama. Terutama kalau mau berpegian. Pasti jauh – jauh hari gw dah infoin niat gw buat cabut keluar kota ke jejaring sosial yang gw ikutin. Bisa dibilang, selain petugas loket tempat gw beli tiket, jejaring pasti jadi yang pertama yang tau kepergian gw.

Read the rest of this entry

Catastrophe21

Standard

Beberapa orang bikin punya blog, mereka suka nulis cerita hidup mereka entah ke blog ataupun buku diary, tapi kecenderungan yang ada diary cuma untuk cewek, yang kalau lagi galau, baru jadian, sampai di hukum guru, malamnya dia pasti nulis dear diary,.. hari ini aku bla,..bla,..bla,..bla.

Nah berhubung gw suka nulis, dan gw bukan cewek,  gw lebih milih ngeblog, dan terlebih lagi karna gw pengen ikutan beken, gw pengen nama gw ada di google pas nama gw di ketik, jadi ya gw lebih milih curhat elektronik, blog, tapi gak tau kenapa, gw kurang pas kalau dibilang sebagai blogger, karna gw gak seaktif mereka, dan gw gak sejago mereka, meski blogger itu sebutan untuk orang yang doyan ngeblog, tapi gak tau ya, gak pede aja gitu kalau di bilang blogger,..aku,..aku,..aku kan masih maluuuu,..aku,..aku,..aku *gubrag*,..aku jatuuuuh,.. dan terlebih, gw juga kalau ngejalanin aktifitas ngeblog sendirian ataupun ngajakin anak kampung sebelah, gw gak setuju di bilang lagi blogwalking, selain gw ngeblog gak kemana – mana alias diam di tempat, di depan laptop, gw juga ogah kali kalau ngeblog sambil kluyuran,..*apasech,..

Untuk awalnya, gw gak tau persis kapan gw mulai nulis, tapi yang pasti gw nulis pertama kali waktu gw pindah ke Jogja. Man, waktu itu gw lagi galau – galaunya karna gw mesti jauh dari kedua orang tua gw, dan itu berarti gw resmi jadi perantauan. Sumpah, itu pertama kalinya gw nulis yang waktu itu gw nulis di buku pelajaran gw. Ya kayak ababil kebanyakan, nulis curhatan di buku pelajaran, dan secara otomatis buku pelajaran punya dua fungsi, halaman depan untuk nyatet pelajaran, halaman tengah atau halaman belakang untuk nulis curhatan. Tapi seenggaknya masih mendingan gw, karna temen sekelas gw, buku pelajaran diubahnya taman atau sesekali hutan lebat, banyak pohon rindang, burung – burung sliweran. Buku pelajaran matematika diubah jadi pepohonan rindang, buku ekonomi diubah jadi pemandangan dua gunung, matahari di antara kedua gunung, dan ada jalan bentuk S di tengah, untuk misahin sawah di kiri, dan sekolah atau rumah di kanan lengkap dengan atribut ayunannya. Semua begitu detil, sampai kadang gw bingung sama nech bocah, sempet nyangka dia murid paling rajin nyatet, karna yang lain masih satu buku di satu pelajaran, eh nech bocah, dah masuk buku ke dua untuk satu pelajaran. Stress..

Saking seringnya gw nulis di buku, dan saking seringnya gw beli buku, gw pun nyoba cara lain, dan pastinya gak mungkin gw nulis di batu atau di daun kan?

Perkenalan gw dengan blog awalnya dari gw iseng main ke Gramedia. Disana gw main ke both komputer, dan disana gw coba liat yang namanya blog, dan karna yang paling mudah gw ngertiin, gw pun mutusin pake yang namanya blogspot, dan karna kebetulan salah satu temen gw, Iwan alias Armstrong juga pake blogspot.

Gayung bersambut, gw pun di ajarin beberapa cara buat ngoperasiin blogspot. Gimana bikin postingan, gimana ngatur comment orang – orang, tapi yang gak di kasih tau sama si Armstrong gimana bikin blog gw sekeren dia, alasannya sederhana, waktu dan ribet kata dia. Oklah, gw bakal belajar sendiri. So far, dia dah menginspirasi gw buat ngeblog, dan masalah mendevelop blog, santai, ada mbah google.

Read the rest of this entry

Jogja Dalam Lima Hari

Standard

Buat gw, Jogja dah jadi langganan pelarian gw, dan setiap kali gw kesana, gw selalu dapat hal yang gak gw dapet ketika gw ada di kota lain. Gak percaya? Sekarang gini, Malioboro tuch ada di mana? Jogja kan? Gudeg? Ok, gw salah ambil sample, di Jakarta mungkin ada gudeg.  Sarkem? *ups,..salah,.. Jogchick? Namanya juga Jogja chicken, ya adanya di Jogjalah brayyy,..

Gak, gw gak lagi ngomongin apa yang ada di Jogja, tapi kenapa Jogja tetap menarik buat gw datengin. Dan kenyataannya, sampai sekarang hal itu tetap jadi alasan gw buat datang terus,..terus,..dan terus ke Jogja, entah sampai kapan. Pada penasaran kan? Gak? Astaga,.. sekali – kali nyenengin gw napa bro,..

Alasan terbesar gw buat datang ke Jogja ya apalagi kalau gak buat ngusir galau, ya scara gitu balakurawa gw disana, tempat faforit gw buat ngusir galau disana, jadi ya apalagi,.. Tapi kedatangan gw ke Jogja bukan buat itu kok. Gw mau bikin SKCK sekaligus pengen bikin passport disana.

Sebenernya gw berangkat hari Senin malam atau Selasa pagi, tapi berhubung gw ada acara di hari Selasa, jadi gw baru bisa berangkat hari Rabu pagi. Dari hitung – hitungan gw, memang mepet banget kalau mesti urusan sama birokrasi di negeri gw tercinta, Indonesia. Gak percaya? Man, kalau disini, nguber tanda tangan camat aja bisa nambah waktu satu hari, cuma karna si camat KELUAR DI JAM KERJA! Parah kan! Tapi slowlah, gw masih tetep optimis, semua urusan bakal kelar hari sebelum Sabtu, sebelum gw balik, dan itu harus!

Keberangkatan gw ke Jogja kali ini gak sendiri, gw bareng temen gw, Tb. Asli, semua gak sengaja, karna gw yang nyoba hubungi dia buat minta jemput, tapi ternyata dia malah lagi ada di Tangerang, dan pas bakal balik hari Rabu, walhasil kita milih naik kereta Gajah Wong, selain karna gw ogah berurusan sama kumpulan calo di Pulogadung.

Catatan kecil di kepala pun gw susun, mulai hari pertama gw di Jogja sampai hari terakhir gw di Jogja kudu ngapain aja. Dan salah satu yang harus masuk adalah agenda ke Djendelo, dan itu harus. Masalahnya adalah, dua kali kunjungan gw sebelumnya, gw gagal terus ke Djendelo, dan gw gak mau mesti nunggu sampai datang ke sekian kali untuk datang ke Djendelo.

Read the rest of this entry

Класс Солнце

Standard

СЦЕНАРИЙ

Ученик 1 мечтает когда-нибудь поехать в Россию, но для этого ему нужно выучить кириллицу, а это нелегко, потому что сначала надо справиться с 33 сложными буквами кириллицы. К тому же, чтобы получить диплом, Ученику 1 нужно дойти до уровня 4. Поэтому по рекомендации друга он решил пойти учиться в Центр российской культуры.

В любом деле начало – это самое красивое и в то же время -самое ужасное. Именно так и произошло с Учеником 1. По ходу дела ему приходится решать – остаться или уйти.

Ученик 1 сталкивается с тем, о чём он до сих пор не думал. Он знакомится с Учеником 2, Учеником 3, Учеником 4 и Учеником 5.

С Учеником 1 происходят ужасные вещи, и он узнаёт, зачем нужно старательно учиться. Хотя и неуверенно, Ученик 1 вместе с остальными преодолевает всё, и хотя он пока не очень хорошо говорит, русский язык остаётся самой красивой мечтой.

Read the rest of this entry

12 April

Standard

Man, gw gak tau ya, karna gw ngerasa kalau gw yang emang pengen belajar nech bahasa, jadi sebisa mungkin gw kudu nguasain nech bahasa, mulai dari komat – kamit sendiri di busway, sampai gw baca ulang – ulang setiap tulisan di buku. Karna gimana ya, sesuatu yang emang menjadi passion atau terlebih keinginan kita, akan selalu tersedia stok tanggung jawab yang besar untuk ngejalani semua, dan seenggaknya itu yang gw alami. Dan untuk ini, gw sampai mikir apa yang bakal gw lakuin sekarang ini kalau waktu itu gw gagal ngeyakinin keluarga gw kalau gw butuh bahasa rusia, dan terlebih dengan gw ngejalanin ini semua, ini bentuk terimakasih gw ke Allah yang dah ngasih gw kesempatan sejauh ini, gw gak mau ngecewain orang tua gw, apalagi Tuhan gw sendiri. Jadi apapun yang terjadi gw mesti dan harus bisa baca, nulis, dan ngerti apa arti dari setiap kosa kata Crilic.

Sebelum gw masuk ke kelas, gw sempet ngobrol sama temen kelas gw, Ilham. Singkat cerita, dia itu alumni komunikasi, dan dia sekarang kerja di salah satu konsultan pembangunan. Bingung? Sama, gw awalnya juga bingung, gimana ceritanya anak komunikasi nyungsep ke konsultan pembangunan, sementara posisinya bukan PRnya, dan pada akhirnya gw shock, ternyata dia yang punya! BADAK WASIR! Dan shock gw makin menggila pas gw tau ternyata di usia 28 tahun dia dah punya dua perusahaan konsultan pembangunan dengan project dimana – mana! Yassalam,.. semoga kelak di usia dia yang sekarang, gw juga punya hal yang sama untuk di bagi, syukur – syukur bisa lebih. Dan pada akhirnya, obrolan gw sama Ilham gw tutup dengan satu kalimat utuh, tertata rapi, dan punya tujuan yang jelas, “Bro, kalau kantor lw buka lowongan untuk anak HI, hubungi gw ya”.

Read the rest of this entry