Monthly Archives: August 2010

Indahnya Perdamaian..

Standard

Sahabat
Sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna di muka bumi, tentu kita ingin lebih menyempurnakannya. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk dapat mewujudkannya. Mendalami pegangaan hidup kita atau yang kita sebut sebagai Al Qur’an merupakan jalan yang tepat, namun jika kita menemui kesulitan dalam memahami, temuilah seseorang yang dapat memberikan pemahaman yang mudah dimengerti.

Sahabat
Kebersamaan dalam sebuah perdamaian adalah tujuan akhir dalam setiap hidup umat manusia. Keharmonisan dalam menjalani hidup, dapat menciptakan ide-ide kreative dalam hidup ini. Ajaran mengenai hal tersebut adalah ajaran yang bersifat universal, dan Indonesia sebagai negara yang memiliki komplesitas yang tinggi yang timbul sebagai akibat keberdaaan pluralisme merupakan cerminan yang tepat bagi negara manapun yang ingin memperlajarinya. Namun hal itu akan menjadi sesuatu yang sukar diwujudkan jika mendapat penolakan oleh beberapa golongan.

Sahabat
Mungkin beberapa dari kita telah menjadi saksi sejarah ketika bumi pertiwi kita di landa konflik yang cukup menyita korban, seperti kasus Trisakti pada tahun 1998, Tanjung Priok pada 1984, sampit pada tahun 2001, konflik di Aceh, Timor Leste, dkk, yang sebetulnya sungguh disayangkan, karna sejatinya kita semua terlahir dalam sebuah negara kesatuan, Republik Indonesia, namun yang membedakan kita satu sama lain hanya kepentingan individu dan kelompok yang menjadi alat bagi kita, dan dengan kehadirannya, membuat semua hancur.

Sahabat
Sebuah moment bersejarah dimana cerminan tentang solidaritas, persaudaraan, dan apalah itu yang menggambarkan mengenai kebersamaan tergambar jelas pada akhir tahun 2004 ketika terjadi gempa bumi dalam skala besar yang menciptakan Tsunami yang telah meluluhlantahkan apa yang ada di Bumi Rencong, Banda Aceh. Sambutan hangat dari seluruh penjuru dunia mengantarkan warga Aceh keluar dari penderitaan dan trauma yang tramat sangat. Tanpa melihat apapun, seluruh orang berlomba-lomba untuk menjadi relawan, dan tanpa di beri upah sedikit pun mereka rela menghabiskan waktu disana tuk mengembalikan atau setidaknya memulihkan apa yang telah direnggut alam.

Sahabat
Gambaran diatas merupakan gambar dari sebuah ajaran yang bersifat universal, sebuah ajaran yang menempatkan persamaan derajat dan perdamaian di derajat tertinggi. Mengapa kita masih mencari-cari kekurangan dan kesalahan dari setiap orang, tidak ada guna, hanya membuang waktu, yang tersisa hanya penyesalan atau amarah yang akan timbul karena perbedaan itu. Sekrang sudah saatnya kita benahi apa yang telah rusak, bersama kita bangun bangsa ini di atas panji perdamaian, jadikan cinta sebagai fondasi dalam menjalani hidup.

Sahabat
Gerbang perdamaian akan selalu terbuka untuk siapa saja. Jangan pernah menyerah untuk menggapainya, dan jangan pernah pula menolak untuk mendekatinya.

Refleksi Ramadhan..

Standard

Tuhan..
Ramadhan yang agung telah erlewat, namun Tuhan, ampuni ak yang setelah ramadhan tidak menjadi lebih baik, bahkan cenderung makin menjauh dari-Mu.
Entah apa yang membuatku menjadi sebusuk ini. Apa yang aku perbuat, apa yang aku pikirkan, dan apa yang terucap dari bibir ini sungguh bukan cerminan dari ajaran-Mu yang agung

Tuhan..
Ajarkan aku untuk lebih menghargai-Mu. Ajari aku untuk lebih mengenal-Mu dengan menjalankan segala perintah-Mu. Sungguh buruk diri ini ketika melihat cerminan masa lalu. Sebuah cerminan yang sungguh ingin kukubur dalam-dalam, dan tak ingin lagi melihatnya kelak

Tuhan..
Izinkan aku memohon maaf kepa-Mu, dan kembali bertaubat dijalan-Mu.
Tuhan..
Jangan Kau cukupkan segala pemberian-Mu padaku hingga aku sanggup bersyukur pada-Mu
Dan setelah itu, kuserahkan seluruh hidup ini pada-Mu ya Rabbi. Bahkan sekalipun Kau mencabut nyawa ini, aku siap, asalkan aku telah berucap sykur pada-Mu atas segala yang telah Engkau berikan padaku dan sekitarku.

Tuhan..
Sedih sekali melihat cerminan diri yang tak mampu keluar dari lubang kelam ini. Bila aku berfikir, berjalan, berucap, semuanya tak jauh dari sifat binatangku. Namun aku tak tahu harus bagaimana aku bisa keluar dari semua ini.

Tuhan…
Entah kapan akhir dari usia ini, namun Tuhan,namun Tuhan, berilah hamba-Mu ini sedikit waktu tuk mengagumi kebesaran atas segala pemberian-Mu di dunia. Ijinkan aku memberikan pengabdian terakhirku pada-Mu ya Rabbi…

KOMAHI

Standard

Selamat pagi kawan semua
Pagi ini dan bahkan pagi – pagi seterusnya aku tak akan pernah merasakan letih yang teramat
Dah bahkan aku tak akan pernah lagi merasakan kantuk yang membuat penat kepala ini
Atau bahan aku tak lagi terkejut dengan kehadiran sms yang membuatku harus berfikir seketika itu juga
Semua terasa aneh lagi bagiku

Suatu masa yang lampau tepatya 3 tahun yang lalu
Seseorang dengan wajah bersahabat menawarkanku sesuatu yang aku yakin dapat memberikanku kelebihan walau aku pun tak tahu saat itu apa kelebihan itu. Namun dengan rasa ingin tahu ini membuatku menerima tawaran itu.

Setelah menerima usulan tersebut, bergeraklah aku menuju tahapan selanjutnya. Beberapa pertanyaan yang diajukan padaku untuk meyakinkannya bahwa aku pantas baginya. Ada 2 pertanyaan umum seputar perkembangan dalam dan luar negeri yang diajukannya padaku. Diantaranya mengenai isu impor beras yang di munculkan salah satu partai nasional pendukung pemerintahan pada saat itu, dan satunya lgi mengenai isu nuklir IRAN. Entah mengapa kedua pertanyaan itu membuatku yakin bahwa ia akan menerimaku dan memang aku pantas untuknya.

Setelah menjalani beberapa proses selanjutnya yang sungguh membuatku frustasi dan sungguh melelahkan, namun puji syukur ku alamatkan pada-Mu ya Rabbi, yang telah memberikanku kesempatan itu. Tahun pertamaku bersamanya layaknya seorang bayi yang masih belajar akan segala hal, cara berbicara, cara berjalan dan sebagainya. Memang tidak mudah dalam menjalani tahun pertama, karna niscaya di tahun pertama banyak sekali benturan ideolgi didalamnya. Namun apapun itu, tahun pertama berhasil ku lalui dengan hasil yang kurang gemilang namun aku yakin di tahun pertamaku, aku telah mengumpulkan banyak bekal yang cukup untuk menghadapi tahun keduaku.

Bergerak menuju tahun kedua. Hmm tahun keduaku ini cukup membuatku pusing dengan posisi baru yang kuperoleh, hal – hal baru mulai menghiasi perjalanan di tahun keduaku. Pembelajaranku selama 1 tahun, kini saatnya ku aplikasikan dalam setiap keputusanku di tahun kedua, dan alhamdulillah berjalan lancar. Di tahun kedua ini, ia sungguh memberikanku kesempatan tuk melaksanakan sesuatu hal yang sama sekali tak pernah terfikirkan, klopun aku sempat, dijamin aku tak berani, yaitu menjadi seorang Presidium Nasional Koordinator Wilayah IV yang notabenya membawai beberapa kampus, diantaranya pada saat itu ada UMY, UGM, UPN, dan Wahid Hasyim, namun saat sekarang ada UNISRI, dan satu lagi bahwa aku sungguh tidak membayangkan akan memimpin sebuah rapat dalam skala nasional.waw… Dan sungguh posisi prestisius itu adalah hasil pembelajaran selama 1 tahun sebelumnya.

Tahun ketiga adalah tahun penuh tantanggan, karna di tahun ketiga ini sungguh banyak pendiritaan dan bahkan sampai kucuran air mata dan keringat. Di tahun ini aku menantang diriku sendiri untuk bisa bermimpi dan pastinya mewujudkannya. 1 momentum yang benar – benar membuatku sangat mensyukurinya yaitu terlahirnya IR GOES TO SCHOOL, dan dengan kegiatan tersebut, itu juga merupakan pembuktianku akan kemampuan menghandle senbuah permasalahan. Dan sungguh segala pencapaian itu, aku khusus alamatkan bag ia yang telah membuatku seperti ini. Pencapaian di tahun ketiga ini sunngguh berat karna harus melepaskan salah satu tanggung jawabku sebagai mahasiswa, namun itu semua aku tebus dengan mendaftarkan 5 mata kuliah sekaligus dalam semester pendek.

Namun tepatnya pada bulan agustus, kisah itu harus berhenti. Tidak mudah bagiku untuk melupakan itu semua, melupakan sebuah kebiasaan yang sungguh telah menjadi sebuah pola hidup. Pola hidup yang bagi sebagian orang merupakan pola hidup yang tidak lazim, namun sungguh di balik itu semua aku sangat menikmati itu semua, bermimpi bersama kalian adalah kenikmatan tersendiri bagiku, mewujudkan semua bersama kalian adalah kebanggaan bagiku, menjalankan tantangan bersama kalian adalah sesuatu yang mengasyikkan, memeluk dan bahkan menangis bersama kalian ketika terjatuh merupakan sesuatu yang kan selalu kukenang. Terimakasih karna telah memberikan itu semua, dan ijinkan aku untuk memberikan sebuah doa bagi kesuksesan kalian semua, dan khususnya bagi ia yang telah memberikan semuanya dan mengajarkan semuanya. Doa yang singkat namun penuh harap, doa semoga ia kan abadi kelak, kekal dalam sebuah penghormatan yang tertinggi di antara yang terbaik. Dan semoga ia tidak akan pernah tergantikan oleh apapun yang sejenis. Bagiku ia adalah yang terbaik kini…Selamat jalan kawan, selamat jalan rekan, semoga namamu tetap bersemayam dalam hati ini…
Terimakasih teruntukmu KOMAHI yang yang telah memberikan arti dalam hidup ini….

???

Standard

Siapa yang harus bertanggung jawab atas 2 kegagalan beruntut dalam hidup di minggu ini? Apa yang diharapkan dan dibanggakan selama ini, kini telah hancur, gagal, dan bahkan sekarang Q tak sanggup lagi bermimpi tuk meraihnya, atau dengan kata lain mungkin aku trauma tuk bermimpi kini.
Segala persiapan telah kusiapkan sedini mungkin tuk mencegah sesuatu hal yang memungkinkan tuk membatalkan angan ini, namun mungkin diri-Nya berkehendak lain, semuanya dirubah dengan cepat oleh-Nya. Apa yang salah dengan rencanaku ini, salahkah aku jika ingin bersama mereka. Salahkah aku jika harus bermimpi namun kemudian bergegas tuk mengejar tuk mencari mimpi itu?
Adakah yang harus bertanggung jawab atas kegagalan mimpi itu? Layakkah aku salahkan semua itu? Jantankah aku jika harus memakinya?
Kesal sudah kali ini aku dibuatnya. Kenapa selalu saja aku diposisikan dalam keadaan seperti ini, apa aku bisa memilih tuk diposisi seperti apa aku seharusnya? Pernahkah ia merasakan pahitnya sebuah kegagalan? Taukah ia tentang arti sebuah penghianatan? Pantaskah ia dianggap seorang teman?
Kapasitas otak sudah tak sanggup lagi tuk memikirkannya..

Arti sebuah tanggung jawab

Standard

Tak pernah terfikir sebelumnya suatu ketika ku kan menjadi seorang pemimpin di dalam lingkungan orang hebat. Lingkungan yang dipenuhin oleh orang – orang pemikir dengan jalan fikirannya sendiri, lingkungan yang menyeretku terlibat dalam berbagai konflik yang harus kuselesaikan dengan hanya mengandalkan segala keterbatasanku sebagai manusia.
Pada mulanya kutaksanggup tuk menerima apalagi menjalani, jangankan menerima, tuk bermimpi saja kutak sanggup, mengingat suatu saat aku bisa menjadi pahlawan atau bisa saja menjadi korban, namun seseorang telah mengajarkanku tentang makna hidup yang penuh dengan konflik dan tantangan hidup.
Posisi yang kuraih pada mulanya hanyalah seorang yang oleh pihak lain hanya sebagai security dalam sebuah event. Namun entah bagaimana kisahnya, seorang security tersebut menjelma sebagai presidium nasional koordinator wilayah 4 yang bertugas untuk mengkoordinir 4 kampus pada saat itu (UGM, UPN, UMY, Wahid Hasyim).
Bagi security tersebut, posisi sebagai Presidium bukanlah pilihan, namun ia menjadikannya sebuah tantangan, tantangan tuk meraih mimpi yang mungkin tak dapat ia raih dikemudian hari jika ia tidak menerima tantangan tersebut. Belajar dari pendahulu merupakan kunci keberhasilanku menjalani tantangan hidup khususnya di bidang organisasi.
Jika bisa jujur, posisi sebagai Presidium menyita banyak perhatianku, dan tentu saja materiku. Sudah berapa banyak nominal yang harus kurogoh dari kocek pribadi tuk menjalani posisi ini. Lihat saja ketika bagaimana ku harus memastikan pelaksanaan PSN di Malang,tanpa pikir panjang kuharus melawat kesana. Tuhan, sujud syukur ku ucapkan atas kesempatan itu, dan juga kujunjung tinggi bagi kedua orang tuaku yang sudah membantu dalam pendanaan.
Tuhan, kepada siapa lagi ku harus berucap syukur selain pada-Mu dan tentu saja KOMAHI yang sudah membesarkanku dan mengajarkanku tentang sebuah tanggung jawab, dan tentu saja memberiku sebuah pengalaman yang luar biasa yang mungkin hanya bisa dirasakan oleh beberapa orang saja.
4 Desember 2008 pukul 17.27 merupakan akhir dari semuanya, namun percayalah, akhir dari kisah ini kan menjadi kisah terindah yang kan menjadi kebanggaanku kelak menjadi seorang manusia.
Sungguh ku tak pernah menyesali segala tanggung jawab yang KOMAHI berikan padaku, karna sungguh kupercaya akan manfaat yang kan kudapatkan kelak. Semua ini bukanlah friksi atau khayalan, namun ini sungguh nyata.

Penjahat Dibalik Seragam

Standard

Era millennium atau pun yang sering kita sebut sebagai era globalisasi menuntut kita untuk survive, tidak peduli dengan cara apapun, baik itu cara yang legal maupun yang illegal. Permasalahan yang terpenting yang dialami oleh setiap orang yakni permasalahan ekonomi, yang tentu saja menyangkut perut.
Banyak kasus yang menguatkan argument tersebut, dimana angka kemiskinan yang cukup signifikan, tentu saja akan meningkatkan angka kriminalitas. Hal ini diperparah ketika terjadinya konflik diluar negeri (timur tengah) yang membuat harga minyak dunia melambung tinggi, dan yang tak kalah yakni konflik di dalam negeri. Dampak yang harus ditanggung rakyat cukup berat, naiknya harga BBM, harga – harga sembako, dan naiknya harga – harga kebutuhan lainnya.
Permasalahan tidak terhenti sampai situ saja, mental rakyat Indonesia yang ingin memperkaya diri sendiri dengan berbagai cara, memperparah kesulitan rakyat. KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) merupakan masalah terbesar yang ditimbulkan dari segi ekonomi. Dari beberapa survey yang diadakan oleh beberapa institusi, mengukuhkan para penegak keadilan kita pada urutan ke 2 pada jajaran institusi terkorup, di Indonesia. Entah ini merupakan prestasi bagi para penegak hukum, ataukah merupakan signal negative, yang berarti telah lunturnya nilai – nilai hukum pada diri para penegak hukum.
Kepolisian yang notabenenya sebagai seorang penegak hukum sejati, rupanya perlu dipertanyakan kembali. Pasalnya sangat mudah mendapati tindak – tindak KKN di dalamnya. Entah ketegasan akan peraturan yang salah, atau malah oknum dari polisi tersebut, atau bahkan yang lebih parah tingkat kesejahteraan tiap oknum yang terbengkalai.
Tindak KKN sangat mudah dijumpai didalam tubuh POLRI yakni ketika pada saat pengurusan SIM, perpanjangan STNK, dan yang terpenting pada saat razia kendaraan sepeda motor.
Oknum yang terdapat di dalam tubuh POLRI memang orang – orang yang terpilih, namun pada saat ini oknum yang terdapat pada jajaran kepolisian bukan merupakan orang – orang terpilih karena prestasi akademik di bidang kemiliteran, namun pada saat ini oknum yang terdapat pada tubuh POLRI lebih mengusai bidang ekonomi, dimana mereka dituntut untuk lebih pandai membaca pangsa pasar, dalam hal ini para oknum POLRI dituntut untuk pandai membaca peluang tuk mendapat suntikan dana bagi keuangan keluarga.
Pengurusan SIM semisal. Peraturan yang benar yakni individu berhak memiliki SIM ketika berumur 17+ atau setelah memiliki KTP, karena pada usia 17+ dianggap memiliki emosi yang stabil, yang tentu saja akan berakibat pada berkurangnya tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kecerobohan pengendara. Namun fakta yang terjadi di lapangan sungguh mencengangkan. Anak yang berumur 17- dapat memiliki SIM, namun tentu saja dengan tariff yang berbeda. Untuk kasus yang satu ini, konsumen bisa saja merekayasa data pribadi, mulai dari umur, yang berarti perubahan tanggal lahir, bulan, bahkan tahun, namun jelas dengan tariff yang berbeda.
Hal ini mengindikasi bahwa birokrasi di dalam tubuh POLRI hanya bernilai mata uang. Artinya, birokrasi bisa lebih lancar asal ada “pelicin”, dalam hal ini uang. Permasalahan birokrasi yang terlampau dibuat – buat merupakan kisah klasik di Indonesia. Jika para pejabat yang berwenang mempunyai “mental tikus”, maka birokrasi merupakan santapan empuk, layaknya ikan asin, namun jika para pejabat yang berwenang tersebut mempunyai mental yang manusiawi, maka ia akan memanusiakan para pengguna jasanya, artinya ia tidak akan melakukan hal – hal bodoh.
Contoh kasus yang lain, semisal razia kendaraan bermotor, POLRI lagi – lagi melakukan tindakan yang menurut saya sungguh keterlaluan. Dengan dalil ingin menertibkan para pengguna sepeda motor, lantas ia menggunakan cara itu untuk meraup keuntungan dari masyarakat.
Ada hal yang menarik ketika terjadi razia kendaraan bermotor. Yang pertama keseriusan sang pemeriksa SIM, STNK, dan kelengkapan kendaraan bermotor. Pada hakikatnya, seorang penegak hukum sejati akan memeriksa SIM, STNK, dan kelengkapan kedaraan dengan seksama. Namun apa yang terjadi, pada setiap razia kendaraan, para pemeriksa hanya menanyakan SIM, STNK, dan pada saat kita menyerahkan SIM dan STNK, lantas ia hanya melihat sebentar, tanpa memeriksa masa berlaku SIM (identitas pengendara, dalam hal ini foto) dan masa berlaku STNK.
Dan yang kedua yakni schedule razia kendaraan bermotor. Schedule jadwal razia kini sudah menjadi pembicaraan kalangan terbatas yang senang keluar rumah, yakni para remaja. Menjelang akhir bulan, awal bulan, beberapa minggu sebelum hari raya keagamaan. Beberapa waktu yang sudah disebutkan tadi memang merupakan jadwal rutin kepolisian untuk mengadakan razia. Terdapat slentingan dari beberapa rekan bahwa POLISI mengadakan razia ketika duit mepet. Semisal akhir bulan, menjelang perayaan keagamaan, dan tentu saja beberapa hari menjelang malam tahun baru.
Beberapa kisah yang telah diuraikan sebelumnya merupakan gambaran fakta mengenai kinerja para penegak hukum kita. Penegak hukum yang seharusnya menjadi panutan bagi masyarakat, malah menjadi hujatan masyarakat. Apapun yang telah digambarkan sebelumnya, semoga menjadi titik balik perubahan didalam tubuh POLRI itu sendiri.

Perdamaian..

Standard

Seorang teman berdiskusi denganku mengenai phenomena yang terjadi belakangan ini, mulai dari konflik bersenjata yang mungkin jika dilihat dari akar permasalahanya hanya berasal dari perbedaan sudut pandang tentang perbatasan atau kedaulatan sebuah kawasan. Namun oleh beberapa kelompok kepentingan permasalahan tersebut dipolitisasir atau dengan kata lain terjadi pergeseran penyebab kejadian, dan entah kenapa tiap orang yang membaca ataupun mendengar mengenai peristiwa itu, mereka sepakat dengan hal dan dengan bertingkah selayaknya seorang pengamat, mereka membuat suatu dekonstruksi pikiran melalui argumen-argumen palsunya.

Dalam menghadapi tantangan globalisasi, setiap negara berusaha untuk mengadaptasikan segala peraturannya agar dapat bersaing dengan negara untuk mendapatkan kepentingannya, jika kita berbicara dalam konteks politik, namun dalam perjalanannya, setiap negara yang berusaha untuk mengadopsikan peraturannya untuk menghadapi tantangan tersebut, setiap negara tersebut selalu menghadapi perbedaan pandangan tersebut, yang jelas sangat berpotensial menimbulkan konflik horizontal maupun vertikal dalam hubungan antar negara.

Dalam memainkan perannya, para kelompok kepetingan selalu saja mencari celah agar permasalahan menjadi kompleks dan sangat sulit mencari solusi, dan dalam keadaan tersebut perang merupakan jalan terbaik dan mungkin saja tecepat dalam menyelesaikan permasalahan. Oleh beberapa orang, perang dijadikan metode yang sangat tepat jika sebuah negara ingin menancapkan hegemoni terhadap lawannya.

Dalam beberapa permasalahan yang terjadi didunia ini, agama selalu saja menjadi alasan yang paling akhir muncul, entah apa alasan dibalik semua itu, namun satu hal yang pasti cara ini terbukti sangat ampuh dalam membuat sebuah permasalahan menjadi rumit. Dan tentu saja, selalu ada orang-orang yang tetap percaya, dan seolah-olah agama menjadi penghambat bagi terciptanya sebuah kehidupan yang harmonis.

Pernahkah kita berfikir bahwa keindahan dalam hidup, keselarasan dalam hubungan antar individu merupakan sebuah ajaran yang bersifat universal? Dari setiap agama, mereka mengajarkan umatnya untuk tidak menyakiti sesama penganut agama mereka, atau bahkan sampai melukai umat lainnya, lantas jika seperti itu faktanya, lantas atas alasan apa mereka tetap saja melukai bahkan menistakan lainnya?

Dalam menyikapi sebuah permasalahan, kiranya kita sebagai manusia yang sempurna yang memiliki akal sebagai alat kita untuk berfikir, setidaknya kita dapat merasionalkan sebuah phenomena, dan mengartikulasikannya secara rasional sehingga kita dapat menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Kita hidup dalam keberagaman, dimana pluralisme, chauvinisme, dan segala hal yang konon warisan orang barat, yang harus berbenturan dengan ideologi kita.

Apapun itu, setidaknya satu hal yang harus kita akui bahwa tidak ada sebuah ajaran yang mengajarkan kita untuk melukai bahkan membunuh seseorang, hiduplah dalam sebuah keberagaman, dan dengan keberagaman itu, maka keindahan kan terwujud.

Atas Nama Cinta

Standard

Tersudut aku di keramaian kotamu
Memandang tegas langit tak bertepi
Begitu indah ia tercipta
Atas kuasa Sang Ilahi

Sejenak waktu terasa terhenti
Disaat kumelihat seorang putri berdiri lantang dihadapan
Dengan rambut panjangnya yang dibiarkan jatuh terurai indah
Dia datang dengan lantang
Atas nama cinta

Sesungguhnya tiada satupun yang mengira akan kehadirannya
Dengan jubah yang engkau kenakan
Engkau berikan tatapan mata syarat akan nuansa
Dengan senyuman laksmana bintang yang bersinar
Engkau takhlukkan hati anak cucu Adam

Tak pernah terbayang bertemu dengan dirinya
Torehkan senyum disetiap derap langkahku
Ingin rasanya kumengulang saat-saat indah bersama dirinya
Namun akankah semua kan terwujud dalam denting waktu yang berlalu…?

Beranjak Menuju Kedewasaan

Standard

Gelapnya malam bertaburkan bintang
Bintang yang senantiasa memancarkan cahaya abadi
Dia datang bersama indahnya karunia Ilahi
Menyelimutiku disaat kuterpejam dan terbenam

Satu tahun lamanya, diriku berada dalam penantian
Satu tahun lamanya pula, kutak merasakan kebahagiaan sesaat
Kebahagiaan yang terpancarkan oleh lilin-lilin kecil
Yang dengan riangnya memancarkan sinar-sinarnya

Pukul 00.00
Saat itulah kehidupan baru tercipta
Suasana sederhana terlahir
Dengan khidmatnya

Genap sudah usia remajaku
Kedewasaan telah tercermin pada kepribadianku
Sujud syukur kupersembahkan hanya kepada-Mu
Yang telah menganugrahkan umur yang indah padaku…

Babilonia

Standard

Gemericik air bergema
Kala sang surya menaburkan cahyanya
Perlahan awan mulai bergerak tanpa kenal lelah
Sang surya dengan gagahnya berpijar

Sekuntum bunga mawar menaburkan aroma surgawi
Menarik lebah yang siap menghisap madu
Daun – daun nan hijau menghiasi sudut – sudut halaman istana
Semerbak Istana Babilonia dalam kedamaian dunia

Jauh nian tak dapat terjamak
Hanya dapat mendengar lisan
Hanya dapat terlihat dengan khalayan

Babilonia…
Engkau kan selalu terkenang akan keindahan dunia nan abadi
Selamanya…