Monthly Archives: December 2011

4 Pilar Sukses Menjadi Anggota DPD

Standard

Jika aku menjadi anggota DPD, mungkin aku akan berfikir yup, ini bakalan gak mudah, dan disamping itu, menjadi anggota DPD bukan sekedar apa yang kita perjuangkan, tapi lebih dari itu, siapa dan mengapa kita memperjuangkan itu. Dan buat aku sendiri, dengan kapasitas aku sekarang mungkin baru sekedar mengkhayal menjadi anggota DPD, tapi baiklah, toh gak ada salahnya mengkhayalkan tentang skema terbaik yang bakal aku jalanin jika kelak aku jadi anggota DPD.

Tulisan ini berjudul pilar sukses menjadi anggota DPD. Dan dari pilar ini, akan menjadi skema kerja selama menjabat menjadi anggota DPD, dan aku berharap skema atau pilar ini dapat menunjang karir sebagai anggota DPD. Berikut aku tampilin beberapa pilar tersebut

1. Blog sebagai “rumah aspirasi”

Permasalahan terbesar bagi seorang anggota DPD adalah apa yang akan diperjuangkan sementara kita sama sekali gak ada bahan acuan dari daerah yang kita perjuangkan? Bagi beberapa anggota dewan, membentuk rumah aspirasi bersama lengkap dengan atribut partai dianggap efektif, tapi yang saya jumpai justru sebaliknya, beberapa rumah aspirasi justru sepi, alih – alih tidak ada tenaga pembantu, sampai jarangnya orang yang datang.

Bukan solusi kalau tidak ada hambatan. Pertanyaannya, lantas bagaimana daerah bisa mengakses intenet? Justru itu, blog sebagai rumah aspirasi akan membantu program kominfo, internet untuk desa. Dan aku berharap, teman – teman di daerah mampu menyampaikan masukan – masukan yang bersifat konstruktif bagi pembangunan daerah.

2. Ekonomi Kreatif

Ibarat sebuah bangunan besar, bisa aku ibaratkan daerah sebagai tiang kuat penyangga bangunan utama, dan jelas gak berlebihan jika aku katakana demikian, karna hampir disetiap daerah punya potensi berlebih yang dapat dikembangkan dengan pengelolaan yang berkelanjutan.

Sebelum mengarah ke arah lebih lanjut, butuh pemetaan potensi disetiap daerah. Pemetaan ini lebih ke bidang – bidang yang berpotensi, seperti pariwisata, kuliner, atau apapun. Dan yang di perlukan selanjutnya adalah, penguatan ide untuk membentuk sebuah market tersendiri melalui tagline “ekonomi kreatif”, dan jelas itu akan mendapat support penuh dari pemerintah.

3. Pembentukan Daerah Percontohan

Sebenernya aku concern terhadap perubahan mendasar disetiap tempat di Indonesia. Jogja misalnya yang pada jaman keemasan dikenal sebagai kota pelajar, tapi sekarang Jogja tidak menggambarkan hal itu. Bandung kota kembang, justru sebaliknya, tidak seharum tebaran sampah di beberapa tempat, Makassar yang terkenal bahari dan ketangguhan pelautnya, justru sekarang terkenal karna kemampuan strategi tawuran pelajarnya.

Aku ingin menjadikan salah satu daerah, misal daerah dimana saya dicalonkan, saya ingin agar kota itu tetap berbudaya, sehingga apa yang ditonjolkan lebih ke produk kota tersebut, dan itu dipageri oleh sebuah RUU. Jadi jika ingin melihat salah satu budaya Indonesia, tengoklah kotaku, atau ingin merasakan ramahnya Indonesia liatlah kotaku. Dan jika ini berhasil, tidak ada salahnya kota lain di coba.

4. Kesederhanaan

Point penting jika menjadi seorang pemimpin adalah bukan di kenal karna fasilitas yang mengiringi, namun prestasi yang kita capai. Mungkin sebagai acuan kesederhanaan dari seorang pemimpin adalah Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad.

RuMungkin kelak, jika menjadi anggota DPD, acuan aku jelas, 4 pilar sukses menjadi seorang pemimpin. Tapi jelas, seorang pemimpin, akan makin kuat jika bersama dengan orang – orang yang setia dan sepemikiran.

Menjadi Anggota DPD RI & Menjadi Semar

Standard

Seandainya aku menjadi Anggota DPD RI, aku ingin membuktikan bahwa rakyat masih memiliki saluran aspirasi alternatif yang dapat dipercaya dan benar-benar berjuang semaksimal mungkin meskipun dengan berbagai kelemahan yang masih melekat secara konstitusional. Tapi kemudian akan timbul pertanyakan, apa yang akan aku jalankan agar menjadi Anggota DPD RI yang mampu meraih kembali kepercayaan rakyat. Sederhana saja, aku akan berusaha menjadi Semar.

Menjadi Semar? Jangan ngelucu ah, ini masalah serius. Masalah negara, masak cuma mau menjadi Semar? Boleh jadi begitulah tanggapan pertama yang akan diterima atas keinginanku seandainya aku menjadi Anggota DPD RI. Memang sih sepintas seperti keinginan yang nyeleneh. Namun sejatinya, aku bukannya sedang guyon atau bercanda kok dengan keinginan tersebut. Apa pasal? Bagi orang Sulawesi seperti saya yang pernah lama menempuh pendidikan menengah hingga perguruan tinggi di Jawa ataupun para penggemar yang suka wayang, pastilah mengenal sosok dalam dunia pewayangan ini. Bahkan Semar adalah sebuah ikon alias idola.

Semar dalam wayang Jawa menunjukkan suatu pengertian yang mendalam tentang apa yang sebenarnya bernilai manusia, bukan rupa yang kelihatan, bukan pembawaan lahiriah yang sopan santun, bukan penguasaan tata krama kehalusan yang menentukan derajat kemanusiaan seseorang, melainkan adalah sikap batinnya.

Kehadiran Semar juga menandai datangnya harapan seperti akan datangnya Ratu Adil dalam tradisi Jawa atau Al Mahdi dalam tradisi Islam, yang mampu memecahkan persoalan kemanusiaan yang muncul dalam kehidupan sosial politik. Secara politik, Semar bertindak sebagai mediator politik. Disamping itu, Semar juga merupakan lembaga yang berfungsi sebagai penasehat spiritual setiap kekuasaan yang adil dan demokratis, yang sekali waktu bisa berubah menjadi kekuatan riil yang mampu mengontrol jalannya kekuasaan sehingga menjadi lebih adil, demokratis dan manusiawi.

Semar tidak tampak punya keinginan memegang kekuasaan duniawi sebagaimana halnya kebanyakan manusia. Ini karena kekuasaan umumnya dapat mengubah watak, situasi dan juga dapat mencelakakan. Semar dapat mencapai tujuannya secara efektif dengan jalan memberi contoh sebagai metode pengajarannya, tanpa keinginan menguasai orang lain atau harta benda.

Bahkan rendahnya derajat tidak menghalangi Semar untuk melakukan perannya sebagai guru bangsa, abdi dan pelindung rakyat sekaligus. Hal ini disebabkan karena dengan menjadi Semar, maka anggota DPD RI sejatinya telah memiliki karakter sebagai pemimpin sejati yang cerdas, yang bertanggung jawab, yang jujur serta yang mampu menyampaikan harapan rakyat secara jelas dan dapat dimengerti yang mana itu semua merupakan ciri utama pemimpin yang dicintai serta dipercaya oleh rakyat.

Sebagai guru bangsa, maka Semar akan mampu memberikan petunjuk, nasehat, bimbingan, pandangan dan pendapat yang akan memberikan pencerahan bagi bangsa. Hal ini sejalan dengan fungsi legislasi dan fungsi pertimbangan yang dimiliki DPD RI. Sedang sebagai abdi dan pelindung, maka Semar akan memberikan pelayanan terbaik dengan melakukan berbagai pengawasan untuk melindungi masyarakat dari ‘goro-goro’ yang muncul akibat ulah yang melenceng dari kebenaran. Hal ini sekali lagi juga sejalan dengan fungsi pengawasan yang dimiliki oleh DPD RI.

Akhirnya, meminjam istilah “Semar Mencari Raga” nya Sindhunata, maka siapkah seluruh anggota DPD RI menerima kehadiran sosok Semar? Jika bisa, semoga sisi Semar untuk ‘memayu hayuning bawana’ alias mewujudkan kesejahteraan umat manusia khususnya bagi bangsa Indonesia sesuai harapan rakyat yang berkarakter Pancasila dan UUD 1945 segera dapat terwujud.

Selamat Ulang Tahun

Standard

Bagi kebanyakan orang Desember kalau gak persiapan natal dan bagi yang non, itu berarti siap duduk manis di depan televise nonton film kartun natal dengan karakter Santa yang unyu, atau gak siap – siap dengan rencana akhir tahun, mau bakar apa gitu biar rame: A. Petasan, B. Bom, C. Rumah,.. Kirim jawaban lengkap dengan alasan ke 9797,.. jawaban yang anda peroleh, langsung dari hp akuh,..

Hampir mirip sama yang lain, di bulan ini, gw nungguin film – film natal, dan cerita yang paling gw tungguin adalah si makhluk hijau yang nyoba gagalin natal. Dan gw cuma mikir, coba si Ade Namnung atau malah ADUL, yup Adul yang jadi Santa, lucu juga kan? Kan pasti dah bosen juga tuch sama Santa yang udah – udah, nilai jual cuma dua, perut gendud dan jenggot putih yang panjang. Nah kayaknya kan seru juga tuch kalau Adul jadi Santa,.. bakalan gak ketahuan mana anak – anak, mana Santanya,..

Tapi buat gw, selain dua hal diatas, sebenernya ada yang paling penting. Yaitu berakhirnya parade ulang tahun di keluarga gw. Parade? Emang kartinian!

Gw bilang parade masalahnya start dari bulan Juni, kakak perempuan gw. Skip sampai September, abang gw ulang tahun, Oktober gw yang ulang tahun, November, nyokap, dan Desember bokap,.. seru kan?

Gw gak tau betapa beruntungnya tahun 2011 bagi bokap, karna di tahun ini, 19 – 12 – 2011, di hari ulang tahun bokap, kami semua kumpul di Makassar. Gw emang sekarang – sekarang lagi ada di Makassar karnaemang belum ada kerjaan pasti, dan abang gw yang emang lagi dines di Makassar, dan walhasil, kamipun kumpul. Entah kapan terakhir kalinya kami ngerayain ulang tahun kroyokan gini,..yup, begitulah nasib perantau,..

Sama halnya dengan ulang tahun – ulang tahun lainnya, perdebatan selalu sama, KADO dan KADOOOO lagi,.. mungkin terdengar sederhana, hanya sebuah barang yang di bungkus dengan kotak dan gak lupa naruh ucapan, Happy Birthday bla,..bla,..bla,.. Tapi masalahnya bakalan gak sesimpel itu kalau yang ulang tahun usianya berapa kali lipat dibanding usia lw sekarang.

Kalau ponakan atau adek lw yang masih kecil ulang tahun, slow, main ke toko boneka untuk cewek, dan toko mainan untuk cowok, beli karakter yang emang lagi happening, bayar, bungkus,..see, simpel kan? Nah, kalau lw mau ngasih kado buat orang tua, atau terkadang pacar atau orang yang emang deket sama kita, buat gw itu bikin sakit kepala, selain gw sendiri belum atau gak punya uang untuk beli kado dari kerja keras sendiri, juga ya itu, apa kado yang tepat! Kaos? Gak mungkin. Buku? Salah – salah gw milih judul yang emang gw suka. Trus apaan? Jawabannya adalah, tanya nyokap! Secara nyokap yang jalan bareng sama bokap terus, pastinya nyokap tau apa yang bokap pengen. Tapi buat gw, mungkin gw gak bakal terlibat didalamnya, gw pengen yang beda, yang gratis, tapi berkesan,..

Sebelumnya, perdebatan sebenernya ada dua, pertama kado, kedua, bakal kemana kita setelahnya. Pada awalnya saran muncul dari kakak perempuan gw, dia pengennya kita semua makan diluar, tapi lagi – lagi, bokap pernah bilang kalau pengen dibikinin nasi kuning. Dan nyokap pun akhirnya milih untuk masak nasi kuning, dan semua siap dalam waktu yang sangat sangat singkat! Entah apa namanya kalau bukan cinta yang gerakin semuanya! Sumpah, terharu gw,.. semoga cinta kedua orang tua gw akan kami rasakan kelak pada pasangan masing – masing,..

Sebenernya gw gak ada rencana buat bikin tempelan kayak digambar. Gak tau kenapa, tiba – tiba gw inget postingan temen yang ngasih ucapan dengan tempelan tulisan mirip kayak gini, pastinya gak seancur buatan gw.

Gw cuma mikir, mungkin gw baru bisa ngasih yang kayak ginian, tapi atas restu Bapak dan Ibu, kelak gw bisa ngasih yang lebih, bukan dari kiriman duit kalian, tapi dari hasil kerja keras gw sendiri. Dan buat gw, mungkin semua kudu diawali dari hal kecil, tapi jangan kira dan jangan mengidentikkan hal kecil dengan sampah, karna terkadang hal kecil justru bisa lebih dan akan meninggalkan kesan tersendiri,..

Selamat ulang tahun Be,..

10 Spot Terbaik Seputaran Jogja Versi Gw

Standard

Jogja, siapa yang kenal sama satu tempat ini. Bisa gw bilang Jogja rumah kedua gw setelah Makassar. Bukan berarti gw gak nganggep Tegal sama Kebumen, gak, kedua tempat itu berbeda, karna selain ortu gw dari kedua tempat itu, gw juga lahir disana. Tapi kalau ngomongin rumah, jelas Jogja sama Makassar, kenapa? Yup, untuk Jogja gw ngabisin waktu kurang lebih hampir tujuh tahun, dan Makassar, ya sisanya, karna gw dah di Makassar sejak SD.

Kembali ke Jogja. Mungkin di banding Makassar, Jogja lebih baik untuk di ajak menggalau. Disana terlalu banyak kenangan, dan disana pulalah gw mengenal arti sahabat dan so pasti cinta. Dan sampai sekarang pun, meski “cuma” nyisain kenangan, buat gw Jogja sangat sangat sangat layak untuk di kenang.

Dan untuk itu, gw sengaja bikin list tentang 10 Spot Terbaik Seputaran Jogja. Bukan perkara tempatnya yang emang enak, tapi lebih dari itu, bejuta kenangan dan pastinya separuh hati gw, gw titipin disana. Gw cuma berharap kelak gw bisa datang lagi ke Jogja, bukan untuk ngambil setengah hati gw yang sengaja gw tinggal, selain karna gw enggan, setengah hati gw dah gw semen abadi, biar gak pudar, dan biar gak ada yang nyolong,.. eh tapi kalau yang nyolong setara Dian Sastro, gak papa, gw kasih dah,..

Dan pastinya, kelak kalau gw lupa tentang memory Jogja, tulisan ini bakal ngingetin lagi tentang Jogja beserta sejuta kenangan tentang aku, kamu, dan mereka, yang so pasti cuma bisa cengar – cengir kalau dibaca ulang,..

Read the rest of this entry