Jika aku menjadi anggota DPD, mungkin aku akan berfikir yup, ini bakalan gak mudah, dan disamping itu, menjadi anggota DPD bukan sekedar apa yang kita perjuangkan, tapi lebih dari itu, siapa dan mengapa kita memperjuangkan itu. Dan buat aku sendiri, dengan kapasitas aku sekarang mungkin baru sekedar mengkhayal menjadi anggota DPD, tapi baiklah, toh gak ada salahnya mengkhayalkan tentang skema terbaik yang bakal aku jalanin jika kelak aku jadi anggota DPD.
Tulisan ini berjudul pilar sukses menjadi anggota DPD. Dan dari pilar ini, akan menjadi skema kerja selama menjabat menjadi anggota DPD, dan aku berharap skema atau pilar ini dapat menunjang karir sebagai anggota DPD. Berikut aku tampilin beberapa pilar tersebut
1. Blog sebagai “rumah aspirasi”
Permasalahan terbesar bagi seorang anggota DPD adalah apa yang akan diperjuangkan sementara kita sama sekali gak ada bahan acuan dari daerah yang kita perjuangkan? Bagi beberapa anggota dewan, membentuk rumah aspirasi bersama lengkap dengan atribut partai dianggap efektif, tapi yang saya jumpai justru sebaliknya, beberapa rumah aspirasi justru sepi, alih – alih tidak ada tenaga pembantu, sampai jarangnya orang yang datang.
Bukan solusi kalau tidak ada hambatan. Pertanyaannya, lantas bagaimana daerah bisa mengakses intenet? Justru itu, blog sebagai rumah aspirasi akan membantu program kominfo, internet untuk desa. Dan aku berharap, teman – teman di daerah mampu menyampaikan masukan – masukan yang bersifat konstruktif bagi pembangunan daerah.
2. Ekonomi Kreatif
Ibarat sebuah bangunan besar, bisa aku ibaratkan daerah sebagai tiang kuat penyangga bangunan utama, dan jelas gak berlebihan jika aku katakana demikian, karna hampir disetiap daerah punya potensi berlebih yang dapat dikembangkan dengan pengelolaan yang berkelanjutan.
Sebelum mengarah ke arah lebih lanjut, butuh pemetaan potensi disetiap daerah. Pemetaan ini lebih ke bidang – bidang yang berpotensi, seperti pariwisata, kuliner, atau apapun. Dan yang di perlukan selanjutnya adalah, penguatan ide untuk membentuk sebuah market tersendiri melalui tagline “ekonomi kreatif”, dan jelas itu akan mendapat support penuh dari pemerintah.
3. Pembentukan Daerah Percontohan
Sebenernya aku concern terhadap perubahan mendasar disetiap tempat di Indonesia. Jogja misalnya yang pada jaman keemasan dikenal sebagai kota pelajar, tapi sekarang Jogja tidak menggambarkan hal itu. Bandung kota kembang, justru sebaliknya, tidak seharum tebaran sampah di beberapa tempat, Makassar yang terkenal bahari dan ketangguhan pelautnya, justru sekarang terkenal karna kemampuan strategi tawuran pelajarnya.
Aku ingin menjadikan salah satu daerah, misal daerah dimana saya dicalonkan, saya ingin agar kota itu tetap berbudaya, sehingga apa yang ditonjolkan lebih ke produk kota tersebut, dan itu dipageri oleh sebuah RUU. Jadi jika ingin melihat salah satu budaya Indonesia, tengoklah kotaku, atau ingin merasakan ramahnya Indonesia liatlah kotaku. Dan jika ini berhasil, tidak ada salahnya kota lain di coba.
4. Kesederhanaan
Point penting jika menjadi seorang pemimpin adalah bukan di kenal karna fasilitas yang mengiringi, namun prestasi yang kita capai. Mungkin sebagai acuan kesederhanaan dari seorang pemimpin adalah Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad.
RuMungkin kelak, jika menjadi anggota DPD, acuan aku jelas, 4 pilar sukses menjadi seorang pemimpin. Tapi jelas, seorang pemimpin, akan makin kuat jika bersama dengan orang – orang yang setia dan sepemikiran.