Monthly Archives: October 2010

Curhat dari Alam..

Standard

Oh Tuhan..Apa yang gw takutin selama ini kejadian, cinta itu berubah, tumbuh hingga hampir nguasain diri gw. Dan bahkan dalam kondisi gw sekarang ini, jauh dari pelosok hutan, cinta itu tetap hadir, ya dia gak pernah absen menghantui gw, bahkan seperti bayangan, ia selalu hadir mengiringi setiap langkah gw, huft kapan gw bisa keluar dari lingkaran cinta ini.

Tuhan, kenapa Engkau menjadikan dia ratu dihati dan membiarkan dia mengisi kekosongan selama ini. Bukan gw gak senang dengan keadaan ini, tapi gw gak mau kejebak dalam keadaan seperti ini, gw gak mau rasa ini berlarut-larut, karna ia temanku, juga sahabatku.

Sudah beberapa cara gw coba tuk keluar dari perasaan yang telah bersemayam selama ini, namun beberapa kali juga aku menemukan kegagalan, karna cara yang kutempuh justru menjadi boomerang, justru ia menjadi perangkap buatku. Entah gw salah milih cara, atau gimana, justru cara yang gw ambil malah membawa imajinasi gw jauh bersamanya, dan makin kuat bayangnya muncul dalam otakku. Dan sekali lagi gw gak tau apakah ini sebuah anugrah atau sebaliknya.

Di tengah hutan yang Engkau ciptakan ini, dan hanya berteman dengan nyanyian khas binatang hutan serta suara gemuruh mesin diseberang sana, aku hanya dapat terdiam dan sesekali tersenyum manakala sosok Dinda hadir dalam baying, oh indahnya saat itu..Namun ketika kusadar itu hanya khayalku, aku pun kembali bertanya kapan semua ini akan berakhir..oh repotnya rasa ini..

Saat-saat menyenangkan sekaligus menyebalkan seperti itu berulang terus tanpa pernah henti, dan tak tau kapan akhir dari semua ini. Walau aku terus mencoba tuk menolak itu semua, tapi jujur aku menikmatiitu walau hati terus terluka

Rokok Pembawa Berkah

Standard

Weitz, kenalin, gw Yudha, Pamungkas Patria Yudha, gw Presiden Nasional Koordinator Wilayah 4 yang baru. Jujur gw juga masih bingung kenapa temen – temen gw milih gw, padahal sumpah gw tuch g ada apa – apanya, masih banyak yang lebih baik dari gw. Mungkin temen- temen gw agak sedikit sakit waktu milih gw jadi korwil wilayah 4. he3x.

Rabu, 12 Desember 2007 pukul 3:15 gw resmi dilantik sebagai Presiden Nasional Koordinator Wilayah 4. Perdebatan sengit antar institusi mengenai jadwal pelantikan telah sukses menjatuhkan mentalku. Yup, akhirnya palu sidang mengeluarkan gaungnya yang memastikan pelantikan kami sebagai Presiden Nasional dimulai. Kami pun dilucuti bak petugas yang dipecat dari kesatuan oleh sodara Saleh, Presiden Nasional sebelumnya. Adapun yang menjadi Presiden Nasional Koordinator Wilayah 1 yaitu sodara Ucok dari UNRI, Presiden Nasional Koordinator Wilayah 2 yakni Fikri dari UPN-Jakarta, Presiden Nasional Koordinator Wilayah 3 sodara Hendri dari UNPAD (???), Presiden Nasional Koordinator Wilayah 4, Pamungkas Patria Yudha Hari Putra dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan Presiden Nasional Koordinator Wilayah 5 yakni sodari Yusmi dari Mulawarman.

Debut kami sebagai Presiden Nasional Koordinator Wilayah yang notabenenya hanya bertugas menjadi pimpinan siding dimulai ketika membahas masalah pemekaran wilayah. Beberapa institusi yang berada di wilayah Jawa Timur, seperti Universitas Jember, Universitaat Jember menjadi Koordinator Wilayah 6. Y what ever, the mas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang. Isu ini mencuat ketika salah seorang personil dari Universitas Jember mengaku telah mengadakan pertemuan dengan beberapa institusi dari Jawa Timur, dan bersepakat untuk mengangkin problem is Hendri lead the meeting, not me. Ha3x.

Agenda ke-2 yakni pembahasan mengenai calon tuan rumah PSNMHI (Pertemuan Sela Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional Indonesia) dan calon tuan rumah PNMHII. Kesepakatan awal, pada agenda ini yang memimpin siding yakni diriku, namun Tuhan berkehendak lain, palu diserahkan ke Presiden Nasional Koordinator Wilayah 1, Ucok. Belum 12 menit, palu sidang berpindah ketanganku (mungkin palunya alergi kalau dipegang Ucok X ya….). He3x, g dink Cok, peace man…peace.

Kisahku sebagai Presiden Nasional Koordinator Wilayah 4 yang bertugas sebagai pimpinan sidang bermula atas kebodohan Ucok. Hal ini bermula ketika dokter telah menganjurkan padanya tuk tidak merokok. Mungkin dia bercita – cita ingin menjadi revolusioner yang handal dengan melakukan cigarette diplomacy seperti Che Guevara, Bung Karno, Hugo Chavez, dll. Dan ketika dia mengabaikan anjuran dokter, alhasil palu siding pun jatuh ke tangan orang yang benar, dirikulah orangnya. Ha3x.

Calon tuan rumah PNMHII XX ada 2, yakni UMM dan UNRI. Ketika perwakilan kedua universitas ini memaparkan persiapan – persiapan mereka untuk menjadi panitia PNMHII XX, ternyata posisi UMM dan UNRI bagai langit dan bumi. UMM yang mengandalkan fasilitas yang lengkap pasca MUKTAMAR MUHAMMADIYAH dan gedung yang menurut rekan – rekan universitas lain cukup wah, dan didukung APBD dari DPRD, namun belum fix. Sedangkan UNRI yang rupa – rupanya sedang bermain judi dengan memastikan diri sebagai calon kuat tuan rumah PNMHII XX, sudah mengadakan kontak dengan pihak cevron untuk menjadi sponsor, namun tanpa ada kepastian UNRI akan menjadi tuan rumah apa tidak, karena UNRI bergerak 2 bulan sebelum PNMHII, ditambah dana yang terbilang wah dari DPRD yang menjamin fasilitas penunjang peserta PNMHII XX akan terpenuhi. Riska pun sebagai perwakilan UNRI pun menjadi penentu keberhasilan UNRI sebagai tuan rumah PNMHII XX (namun yang menjadi penentu akhir gw lho…karena yang megang palu gw.ha3x). Riska begitu yakin dalam presentasi persiapan UNRI, selain mungkin dukungan doa dari Bang Yusra (seniornya) yang selama Riska mempresentasikan persiapan, doi terus komat – kamit. Ha3x, baca apaan Bang…

Terjadi kelucuan ketika pimpinan sidang menanyakan pendapat umum tiap universitas. ISIP, hingga UI memilih UNRI sebagai calon. UIN memilih UMM, karna satu wilayah. Kelucuan pertama ketika rekan – rekan Universitas Jember memilih UMM, hal itu sah – sah saja, namun rekan – rekan Universitas Jember malah yang agresif mempromosikan Malang sebagai calon, jelas itu bukan wewenang dari rekan – rekan Universitas Jember untuk mempromosikan, karena itu tugas dari rekan – rekan UMM. Dan tiba giliran UMY tuk mengeluarkan pendapat umum yang diwakili sodara Fahd. “Kami berada dalam posisi yang dilematis, satu sisi UMM layak jadi tuan rumah PNMHII, namun UNRI pun dengan kesiapan yang sangat cukup merupakan hal positif, oleh karena itu kami menjagokan keduanya”, kata Fahad. Sontak kalimat tersebut disambut riuh oleh forum, yang menganggap UMY bermain safe karena UMM dan UMY sama – sama Muhammadiyah. Apapun alasannya, UMY tetap akan mengahargai UMM selama ia belum berganti nama. Ketukan manis palu pun menggema mengiringi UMM sebagai tuan rumah PSNMHII XX dan UNRI sebagai tuan rumah PNMHII XX. Selamat untuk rekan – rekan UMM dan UNRI, semoga kalian sukses dan menjadi tuan rumah yang baik dengan memberikan fasilitas yang terbaik pula.. ha3x. Dan juga smoga kalian menyiapkan keamanan yang dapat diandalkan untuk mengamankan para destroyer, intinya amankan kami para sasaran lemparan….(para Presiden Nasional…ha3x).

Estafet palu sidang berlangsung, dan palu selanjutnya jatuh ketangan Hendri, Presnas Wilayah 3, pada pembahasan piagam FKMHII. Tri Darma Perguruan Tinggi merupakan satu permasalahan pelik yang harus dihadapi. Di dalam Sidang Forum, terdapat dua kubu,yakni kubu yang pro terhadap Tri Darma Perguruan Tinggi, dan yang kontra dengan Tri Darma Perguruan Tinggi. Kubu yang menghendaki adnya poin yang bermakna Tri Darma Perguruan Tinggi merasa perlu, sebagai real action dari FKMHII, namun oleh kubu yang kontra dengan Tri Darma Perguruan Tinggi merasa bahwa poin yang terdapat pada Tri Darma Perguruan Tinggi tidak relevan, karena pada poin terkhir terdapat pengabdian terhadap masyarakat. Menurut kubu yang kontra terhadap Tri Darma Perguruan Tinggi, poin itu bisa dijabarkan lebih lanjut, yakni nantinya akan mengarah ke dunia politik, dunia yang sangat diharamkan di FKMHII, karena FKMHII pure untuk akademik, bukan politik.

Pembahasan tentang piagam ini cukup memakan waktu yang lama, yang berakibat mundurnya jadwal coffe break, karena atmosfir ruangan yang panas, tentu bukan karena global warming, namun karena pertentangan argumen yang cukup parah, yang oleh panitia langsung menyiapkan siaga 1, untuk menghindari aksi lempar – melempar gelas. Ha3x.

Kubu yang pro terhadap Tri Darma Perguruan Tinggi memilih untuk menghapus poin ke 4, sedangkan kubu yang kontra, dengan tidak ingin menambahkan poin Tri Darma Perguruan Tinggi mereka memilih poin ke 5, tidak ada perubahan poin didalam piagam FKMHII. Setelah deadlock, jalan pending pun ditempuh,dengan alokasi waktu 1×10 menit.

1×10 menit pun berakhir, dan tiba saatnya tuk memaparkan hasil lobby ke forum, lagi – lagi via Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fahd. Setelah pemaparan Fahd selesai, pandangan umum pun ditempuh, dan mayoritas memilih poin ke 5, tidak adanya penambahan poin. Hal ini pulalah yang membuat Universitas Jayabaya memilih jalan Walk Out dari Sidang Forum, yang membuat atmosfer ruangan kembali panas, tapi bukan karena global warming lho…

Pada saat Jayabaya akan keluar, Jayabaya mengeluarkan statement melalui bosnya, si wanita amazon, (cause galak sech…ha3x) yang menganggap bahwa kami semua tidak bermoral dengan tidak memasukkan Tri Darma Perguruan Tinggi di dalam piagam FKMII. Hal ini pun yang menyulut amarah sodara saya yang berambut plontos, Qibus (nama samaran). “Jangan berbicara moral didepan Paramadina”, kata Qibus sambil menunjukkan jari telunjuknya ke hadapan rekan – rekan paramadina, sontak rekan – rekan yang lain berusaha menenagkan Qibus, yang di awali rekan dari UNPAD.

Setelah semuanya berakhir disepakati agenda selanjutnya yakni penandatanganan piagam FKMHII. Sebelum penandatanganan, hujan pun turun (nah ini baru efek global warming, karena hujan tak menentu. Ha3x) untuk mengiringi proses penandatanganan piagam FKMHII, it’s so romantic, every body enjoy to sign the agreement. Tapi dengan kebodohannya, panitia membuyarkan semuanya dengan menyusun daftar institusi yang salah, masa UMY ditulis Universitas Muhammadiyah Yogya?? Trus UGM = Universitas Gajah Mada?? Kebodohan serupa dengan sukses panita lakukan pada revisi ke 2, dan pending pun kembali ditempuh. Setelah semuanya selesai, para peserta pun menandatangani piagam, kecuali UPN Jakarta, dan Jayabaya, but it doesn’t matter when they do not sign it, maybe next time they do it.

Yup, perayaan dimulai dengan mengangkat gelas di udara yang menandakan berakhirnya sidang forum, ditambah kemenangan atas lawan. Arrangement ulang lagu Di Sayidan oleh Taufik, rekan dari UPN Jakarta, mengiringi pesta kita dipenghujung Sidang Forum. It’s amazing you know, because it’s first time I’m in. And that is unforgotten moment in my life, Thanks PNMHII, cause you give me an exciting experience.

LDR (Long Distance Relationship)

Standard

Semua orang pasti sudah tau tentang LDR sejak lama? Bener kan? Tapi bagi gw, gw tau LDR gara-gara film Kambing Jantan yang diperankan konyol (ceritanya) oleh Raditya Dika, maklum gw kan anak baik-baik..he3x.

Ngomongin masalah LDR atau hubungan jarak jauh tentu semua bertanya-tanya masalah kenapa LDR itu menjadi momok bagi setiap pasangan? Di Amerika Serika, menurut Kaskus.com ada sebuah lembaga riset yang dengan serius menekuni penelitian tentang LDR, lembaga itu yaitu The Center for the Study of Long Distance Relationship. Berikut hasil penelitian dari The Center for the Study of Long Distance Relationship yang didirikan oleh Gregory Guldner:

• 1 bulan pertama, 30% pasangan non-LDR putus, dalam jangka waktu yg sama, hanya 27% dari yg LDR putus.
• 3 bulan pertama, 21% pasangan non-LDR putus, sendangkan yang LDR mencapai 37% putus.
• 6 bulan pertama, 35% pasangan non-LDR putus, sedangkan yang LDR mencapai 45% putus.
• 8 bulan pertama, 23% pasangan non-LDR putus, sedangkan yang LDR hanya 11% saja yang putus.
• 1 tahun pertama, ada 25% pasangan non-LDR putus, sedangkan yang LDR hanya 8% yang putus.

Dan menurut Om Gregory Guldner, jarak bukanlah penghambat dari LDR tersebut. Tapi bagi gw dan kebanyakan orang, jarak adalah permasalah utama dan yang paling utama.

Harus diakui, pada saat gw tau tentang LDR, gw ngerasa tertarik pengen nyoba, pengen tau rasanya seperti apa, dan masalah-masalah yang ditimbulin dari LDR seperti apa, jujur gw pengen nyoba. Dan bener saja, gw ngerasain dan kelak gw jadi korban dari LDR, tapi gw gak kapok sama LDR, ya itulah gw, gw yang jarang untuk kapok sama suatu hal.

Kisah tragis ini bermula ketika beberapa hari sebelum wisuda. Ketika itu gw dan pasangan gw sadar bahwa didepan kami aka nada percabangan jalan, antara bertahan di Jogja atau menjalani LDR, namun tentu semua pilihan memiliki konsekuensi masing-masing.

Pertempuran demi pertempuran pun berjalan rapi menempel persis di sekitar hubungan gw, yang inti dari masalah itu gak jauh-jauh sama kepercayaan, komunikasi, ego, dkk, dan induk dari semua itu yaitu satu Makassar. Dan bisa gw simpulin Makassar akan menjadi biang kerok rusaknya hubungan gw sama ce gw.

Memang betul jarak Jogja-Makassar jauh banget, bisa dibuktikan di peta.
Kapan ke Makassar? Tanya ce gw
Mungkin tanggal 26 via Surabaya, 27 flight ke Makassar. Jawab gw
Kapan balik? Tanya dia lagi
Gak tau, lagian nyampe sana aja belon, masa’ dah di tanya kapan pulang…he3x. Jawab gw
Emank kenapa? Tanya gw kembali
Gak papa. Jawab dia

Alam bawah sadar gw mikir bahwa kapan perang itu akan dimulai? Dan jikapun ada perang, gw pengen semua cepat kelar, karna gw gak mau lama-lama perang. Dan sebetulnya sebelum gw ngelangkahin kaki gw tuk pergi, gw gak mau ada masalah, dan ketika gw tiba ditempat itu, gw gak mau ada masalah, seenggaknya itu yang gw pengennin, tapi gak dengan dia.

Dari percakapan singkat gw tentang kapan gw akan berangkat, dan kenapa gw mesti ninggalin dia sendiri di sana, gw cuma bisa berucap satu hal ke dia:

“Kita gak mungkin bisa sama-sama terus, hubungan ini bukan hubungan anak SMP atau SMAnan yang kemana-mana harus berdua. Gw sadar bahwa setelah kita wisuda, kita akan pergi tuk ngejar mimpi kita masing-masing, kita mengejar apa yang seharusnya kita kejar agar bisa menjadi kebanggaan sendiri, keluarga, orang tua, dan kerabat kita. Itulah yang seharusnya. Hubungan bukan sebuah penghalang, namun jangan jadikan hubungan itu sebagai sebuah halangan untuk meraih cita kita masing-masing”

Pesan yang cukup panjang dan agak sedikit hati-hati, sebuah pesan yang gw pikir gw bisa ngasih pengertian sebelum menjalani LDR, dan lw tau, cuma pesan kayak gitu yang bikin kita siap jalani LDR. Sampe sekarang gw gak ngerti kenapa gw bisa sebijak itu ya..

Dan sebuah ikrar pun terucap, “ kita siap LDR!”. Dan gw pun dengan langkah ringan menuju Makassar.

***

Kepergian gw ke Makassar ini untuk kedua kalinya, karna sebelum wisuda gw sudah balik duluan, gak lama sech cuma hampir sebulan, dan waktu yang panjang itu gw pake untuk kedaerah, bantuin kerjaan bokap disana, ya maklum dari tiga sodara yang ada, Cuma gw yang masih available, alias nganggur. Ha3x

Tapi keadaan seperti itu bener-bener gw syukuri dang w nikmati banget, karna apa? Ya karna keadaan itu, gw nyampe ke Wakatobi jek (yang enak..), gw juga ngerasain naek kapal yang bikin salah seorang tim jackpot, dan masih banyak lagi dah (bakal gw ceritain di bagian yang lain).

Ngomongin masalah LDR ada hal yang gw akuin gw gagal ngejalanin, padahal itu hal paling penting dalam ngejalani hubungan LDR, yaitu komunikasi, emang klasik sech, tapi itulah yang kejadian sama gw kemaren.

Setibanya gw di Hasanuddin Internastional airport, sial hp gw hampir modar, karna semalaman hp gw pake buat muter si Jogja cinta. Dan itu awal mula dari pertempuran hebat di hari pertama gw nyampe di Makassar, dan bener-bener gw gak nikmati itu.

Track record gw sama LDR sebelum-sebelumnya sebetulnya nunjukkin rapor merah, sejak gw ke Riau, lebaran, dan berbagai kegiatan di organisasi luar gw yang mengharuskan untuk disaat tertentu gw harus keluar kota.

Sebetulnya untuk kepergian gw ke Makassar pun sudah punya feeling gak enak sama LDR, gw pikir kepergian gw ke Makassar bakal menjadi akhir untuk hubungan gw, tapi biarpun gw sudah tau akhir dari semua ini, toh gak bikin gw batal ke Makassar, dengan menumpang (kagak modal banget lho..) maskapai Sriwijaya, gw tiba di Makassar pukul 10.00.

Sial bagi gw dan hubungan gw, hp kritis selama dalam perjalanan, dan saat itu ce gw pengen hubungin gw, tapi gw cuma nyuruh dia sms aja, karna sisa batre bakal gw pake buat hubungin bokap untuk minta jemput.

Gw pikir saat itu gw bakal langsung pulang, ternyata gak juga, gw langsung diajakin muter sama bokap buat balikin alat-alat yang sebelumnya digunakan untuk keperluan kegiatan di luar kota. Dan itu berlangsung sampai sore hari, dan gw singgah ke rumah cuma untuk mandi doank, parah kan? Tapi mo gimana, penumpang manut aja..

Gw sadar bahwa pertengkaran itu cuma satu alasan, komunikasi, dimana orang yang diseberang lautan sana mengharap kabar terbaru dari gw, tapi disatu sisi, dia gak dapat hal tersebut, karna satu dan lain hal. Dan benar saja, pertempuran terjadi, dan ujung dari itu semua hanya sebuah pertanyaan akan kesiapan LDR kali ini!

Sempet kesel sama semua ini, entah untuk keberapa kalinya, begitu gw nyampe Makassar, gw selalu ketemu dengan masalah yang berkaitan dengan hubungan ini, mulai pas gw dulu lagi di tol dalam perjalanan pulang dari airport, gw lagi beli roti di bakery, dan yang terakhir gw di airport, pas gw baru nyampe, buset!

Sekali lagi gw cuma berfikir positif bahwa dia mencoba menghubungin gw, pengen denger suara gw, tapi malah gw suruh sms aja, aneh kan? (emang, begitulah orang menilai diriku..)

Kepergian gw kali ini ke Makassar yaitu untuk ngelanjutin kegiatan gw yang sebelumnya harus pending karna gw wisuda (kegiatannya lanjut sech, cuma gw aja yang kepending..he3x). Gw ngelakuin itu cuma satu alasan, gw pengen fun bareng sama dia pas gw balik, dengan duit gw, duit yang gw dapet dari bokap dari ngikutin kegiatan dia di 4 daerah di Sulawesi Tenggara, tapi pesan itu tak pernah sampai ke pulau seberang, selalu terhenti ditengah-tengah perjalanan (kemakan hiu kale..).

***

Jarak yang cukup jauh antara Jogja-Makassar membuat permasalahan kecil menjadi besar, ya sangat besar, sehingga sulit untuk diterima akal sehat. Dan itu gw rasain pas gw udah menjali hidup beberapa hari di Makassar. Permasalahan dimulai sangat sederhana, yaitu dia mendapat 2x ajakan keluar bareng temen-temennya, simple kan? Tapi entah napa, setan-setan LDR menambah bumbu pemanis dalam masalah itu, sampai semua terasa berat tuk dijalani

Puncak dari semua permasalahan ketika dia memutuskan untuk pergi ke Lamongan untuk menghadiri resepsi salah seorang sahabatnya. Gw mikir cuma satu, niat bener nech orang ke acara nikahan sampai ke luar provinsi, sementara dia terkadang mengalami beberapa keluhan, tapi ya sudah, itu hak dia, gw gak ada hak, dan gak ada alasan untuk melarang dia untuk keluar.

Yank, aku bersok keluar ya ke lamongan. Ijin ce gw
Jadi? Naek apa? Tanya gw
Jadi, sama temen-temen. Jawab dia
O, ya udah ati-ati. Jawab gw

Percakapan yang bener-bener singkat antara gw sama dia saat itu, dan ketika itu bener-bener gw kepikiran satu hal, enak banget ya dia bisa keluar bareng temen-temennya tanpa gw, sementara gw, ketika gw di Jogja, dimana ada gw pasti ada dia (gw yakin nech salah satu bisikan setan LDR), sempet gw mikir, gw gak bebas kalo ada dia.

Dan sejak saat itu gw jarang atau bahkan gak pernah sms dia lagi, sampai akhirnya gw berangkat menuju 4 daerah di Sulawesi Tenggara yang kira-kira akan menempuh perjalanan 1 minggu. Perjalanan ini merupakan lanjutan dari sebelumnya, bisa dibilang kegiatan ini untuk mengurus segala sesuatu yang belum terselesaikan, mulai pengumpulan data, penyerahan sample tanah ke PLN, penyelesaian pembayaran tenaga lokal, dll.

Gw start dari Makassar menuju Wanci/Wangi-Wangi/Wakatobi. Perjalanan gw lagi-lagi menumpang pesawat Ekspress air, dan gw sempet transit di Bau-Bau selama 15 menit, dan total perjalan dari Makassar sampai Wanci menempuh perjalanan selama kurang lebih 1 ½ jam, seenggaknya tuch sukses bikin gw suntuk dalam perjalanan.

Sebelum gw berangkatm gw dapet sms pada malam harinya dari ce gw, dan inti dari sms itu adalah kita putus, dan kondisi gw saat itu gak memungkinkan buat nyelesaiin masalahnya karna gw gak mau masalah tambah panjang karna kondisi gw yang agak capek malam harinya, dan gw putusin pagi harinya untuk menghubungin.

Namun karna ribetnya persiapan gw sebelum berangkat, selepas gw check in sembari menunggu di ruang tunggu, gw baru hubungin dia buat nyelesaiin masalah itu, dan kami pun sepakat untuk mengakhiri semuanya demi kebaikan kami bersama, walaupun itu pukulan telak bagi gw, karna keberangkatan gw kali ini adalah untuk memberikan kado di hari ulang tahunnya dari hasil kerja keras gw sendiri, bukan duit orang tua, dan yang ke dua, kepergian kali ini, gw dilepas dengan pertengkaran yang berujung dengan putusnya hubungan ini, tapi ya sudah, mau apa lagi? Ya gak!

Ibarat petinju professional, kabar itu sukses dibikin gw T.KO, dang w pun berjalan menuju pesawat dengan gak jelas, semangat juang 45 gw ilang seketika, dan tau, saat itu gw pengen mutusin batal berangkat, dan pengen nangis di kamar, tapi gw cuma mikir bahwa ini cuma pikiran sesaat gw, dan disana, gw bakal dapet kegiatan yang bisa ngalihin masalah gw, ya di sana gw bisa ngilangin semua masalah gw.

Sepanjang perjalanan gw cuma ngeliatin awan putih yang bikin pikiran gw melayang jauh kebelakang, mengingat apa yang telah dilakukan bersama, dan sumpah, untung gw bendungan mata gw kuat menahan air mata yang hampir keluar.

Tidak seperti flight sebelumnya, flight kali ini gw bener-bener kayak orang gak waras, gak bisa tenang, gak nyaman berada di dalam pesawat, bukan karna gw lupa ganti daleman, ato sedang bisulan, tapi karna gw pikiran gw sedang kacau, sebuah pertanyaan terus berputar dikepala gw, tawaf entah sampai berapa putaran. Pertanyaan kenapa harus seperti ini? Walaupun pada akhirnya gw bisa nerima semuanya, tapi tetep gw agak sedih ketika itu.

Namun, 1 ½ jam cukup buat gw mengenang semuanya, dan ketika pesawat landing di Wanci/Wakatobi, gw bisa sedikit berjalan tegap, badan gw terasa ringan, bukan karna hubungan selama ini beban bagi gw, namun gw dah bener-bener ikhlas buat ngelepas semua ini, karna gw yakin mungkin ini jalan yang terbaik buat gw, dan sebuah pesan moral dari salah seorang temen gw yang isinya:

“Jangan sampe ce bikin ancur hidup lw man, juga ngancurin mimpi-mimpi lw”,
buset, dari kata-katanya mungkin terdengar biasa, namun yang bikin ini luar biasa, pesan ini keluar dari Qmo, salah seorang sohib gw, buset! Subhanallah..

Jogja Cinta Kudendang, Jogja kudatang

Standard

Lama banget gw berharap untuk dapat menulis bagian cerita ini, karna apa? Karna itu berarti gw bakal balik ke Jogja, selain gw bisa mengakhiri terror bapak kos yang terus menagih kosan selama dua bulan belakangan, juga itu berarti gw bakal ketemu suasana Jogja. Cuma itu? Segitu doank? Gak dunk, gw bakal ketemu sama orang-orang yang dah lama gw gak temuin, ya mereka sahabat terbaikku, orang-orang yang cuma bisa gw dapat kabar dari status di facebook, dan cuma bisa ngeliat wajah mereka dilayar monitor. *mo nangis? Silahkan, karna gw dah duluan..ha3x

Penantian panjang gw berakhir pada 23 Agustus 2010, pas ortu gw ngasih tau kalo gw dah dapet tiket. Huft, susah gw gambarin betapa senengnya gw ketika itu, dan gw putusin untuk ngerahasiain kabar itu ke temen-temen gw, tujuannya satu, gw pengen ngasih kejutan ke mereka. *sok banget ya.ha3x

Tapi sebelum gw bisa bener-bener balik ke Makassar gw harus ngejalanin tanggung jawab gw dulu, menjadi bolang kembali, menuju Kolaka ke dusun Mangolo. Untuk pemberangkatan kali ini, entah kenapa gw begitu semangat, gw terus ngulang kata-kata “Seminggu lagi gw balik”, kata-kata itu terus gw ulang-ulang sampai gw bosen, tapi kok ya gak gw gak bosen-bosen ya..dasar orang aneh, bego bener gw..ha3x

Saking semangatnya gw ketika itu, gw bener-bener maksain orang-orang buat kerja tepat waktu, dengan harapan gw bisa balik lebih cepat, dan yang menjadi korbannya yaitu tim geolistrik. *maaf ya bos

Pak, lokasi untuk di laut masih sisa dua ya Pak? Tanya gw ke tim geolistrik
Iya mas, masih ada dua, tapi kayaknya dilanjut besok, air sudah hamper pasang, jawab tim
Hmm, kayaknya masih bisa satu lagi dech, air belum terlalu pasang kok, jawab gw ngeles
Tapi air pasang gak lama lagi lho mas, jawab tim
Hmm, gini aja Pak, selesein aja yang sebisanya, perkara gak kelar ya besok di lanjutin, yang penting kerjanya dimaksimalin male mini biar besok agak slow, gimana? Jawab gw
Bolehlah mas..jawab tim lesu

Yup, gw sukses maksain tim untuk bekerja lebih keras untuk kepentingan pribadi gw. Hush, berdosanya gw nech.. tapi gak papa, semata-mata buat lw sahabat.

Gw sempet agak depresi pas tau kalau gw dan tim harus nginep semalam lagi karna memang pekerjaan geolistrik berkaitan dengan surutnya air laut, dan sialnya air surut pas malam hari. Ya iyalah kalau pagi mah namanya pasang. Tapi gak papa, cuma sehari doank, gak kan ngerubah apapun, kecuali waktu istirahat gw yang makin mepet sebelum gw balik.

Empat hari gw ada di daerah Mangolo, tiba saatnya gw balik ke Makassar, perjalanan yang cukup melelahkan, namun penuh pengharapan, dan sungguh gw gak sabar untuk melihat kabar kalian kembali lewat status-status terbaru kalian di facebook.

***

Sesampainya gw di Makassar, gw langsung nyalain account facebook gw, dan temen gw Dj tiba-tiba nyapa gw lewat chat room

Yudha, apa kabar? Tanya Dj
Baek J, lw sendiri gimana? Revisinya pie? Kelar kan? Tanya gw
Skripsi? Apa itu, kami sudah S.IP, jawab dia bahagia
Serius? Wah ketinggalan berita gw, maaf ya Je..jawab gw

Dan setelah percakapan selesai, betapa kagetnya gw ngeliat home page gw yang isinya ucapan selamat, pengukuhan diri sebagai sarjana (S.IP), dsb. Oh Tuhan, maafkan aku yang gak bisa meng-up date kabar kalian difacebook karna keterbatasan sinyal. Tapi gw bener-bener bahagia mendengar kabar itu, dan Alhamdulillah temen-temen gw lulus semua. Alhamdulillah..akhirnya mereka mendapatkan kebahagiaan itu.

Sungguh tak sabar aku tuk segera pulang, menyalami tangan mereka sambil mengucapkan ucapan selamat pada mereka satu persatu, ya mungkin itu terdengar sangat indah.*kayak lebaran aja..

Ok, hari yang gw tunggu hampir tiga bulan lamanya dating, tanggal 30 Agustus 2010, akhirnya gw balik. Dengan menggunakan pesawat Sriwijaya dan Surabaya sebagai tujuan pertama. Perjalanan begitu menyenangkan ketika itu, Jogja Cinta Mengalun begitu indah, dan entah kenapa bibir ini begitu lancar mendendangkannya, setiap liriknya menyihirku tuk melambungkan setiap bayang tentang dirimu sahabat.*mulai dech lebaynya..

Namun sayang, apa yang gw harapin selama ini pudar, hilang, dan mungkin gak bakal terjadi dalam waktu dekat ini, atau bahkan dalam waktu yang panjang, kenapa? Karna gw datang disaat gak tepat, seenggaknya itu kata salah seorang teman, bener-bener pengen nangis gw ketika itu.

Namun gw bersyukur disela-sela kedatangan gw, dan sepinya Jogja tanpa kalian, Tuhan masih menyisipkan seorang sahabat lainnya, dia bernama Apis, dialah yang selalu nemenin gw selama di Jogja, bahkan ada dua hal yang bikin gw seneng punya temen kayak dia, dia nawarin njemput gw, dan dia nawarin gw buat tidur di rumahnya, mungkin dia tau kali ya kalo gw bakal susah bangun sahur..ha3x

Tau gak lw keinginan terbesar gw ke Jogja ngapain? Ya apa lagi kalo gak reunian sama es teh buatan Ibu kantin, dan tentu saja ikan pari yang super lezat dan pedas, yang bisa membuat yusda menghabiskan berliter-liter air kran, eh air putih..he3x. Dan selain itu gw juga pengen mastiin kalau kain Makassar dari nyokap nyampe ke tangan si angel. Gak tau angel? Buka dech serial yang laen dari tulisan gw..

Tapi.. Baru masuk Bab niat, gw dah urung ngejalanin, selain pas puasa, gw juga gak tahan harus masuk ke lobby fisipol dan menyusur jalan dari lobby ke kantin seorang diri, gak ada candaan khas cabulers, atau tabokan khas DJ, huft, akhirnya gw mutusin untuk cabut lebih awal ke Jakarta, dan kalau gw rasa nyali gw dah cukup kuat, gw bakal napak tilas, mulai dari parkiran-lobby Fisipol-kantor KOMAHI-Jurusan-Lobby FISIPOL-Kantin. Rute yang menurut gw punya nilai historis yang tak kan terlupakan, dan jangan lupa jauh-dekat 5.000. Apaan coba, emank angkot..ha3x

Sebelum gw cabut ke Jakarta, sempet sekali gw ngadain acara welcome party buat diri gw sendiri, dengan ngundang beberapa sahabat gw yang ada di Jogja untuk berbuka puasa bareng, namun sayang gak full team, tapi lumayan dink, jadi gak terlalu dalam gw keluarin kocek..ha3x. Saat itu hanya ada Yusda, Syilvi, Vidya, dan Apis. Ketika itu minus DJ yang terbukti sedang pacaran sebelum berpisah jauh ditinggal mudik, dan si Nenek aan yang sedang mudik, ya sudahlah..*Bondan..

Pertemuan ketika itu jelas gak jelek-jelek amat, karna masing-masing dari kami menginformasikan pencapaian kami selama ini, bahasa kerennya progress kami masing-masing. Sebelum gw ketemu sama temen-temen, gw berdoa dalam hati, “Ya Allah, semoga nanti gak ada yang nyinggung berat badanku, please..”

Tapi doa baru beberapa menit berlalu, tiba-tiba
Oi Yudha..Teriak temen gw Yusda
Oi, jawab gw
glepak..sebuah pukulan melayang kearah perut gw
(tak cukup dengan tragedi perut, tiba-tiba) Tambah gendut aja lw Da..
Sial, jawab gw kesel
Gubrag, ternyata doa gw belum nyampe ke Dia..

Ya begitulah kami dalam bercanda, gak masuk di akal, terkadang menjurus ke jorok, KDRT, dan lain sebagainya, namun gak tau kenapa kagak ada salah satu dari kami yang pernah kesel sampe mampus gara-gara gurauan sahabat yang lain, dan itu yang gw salut dari mereka. Tapi ya paling sampe dirumah dibales pake boneka voodoo biar gak ketahuan, ha3x.

Dikesempatan itu, gw agak gak enak sama Vidya, tak lain dan tak bukan karna tragedi oleh-oleh, dimana gw pernah janjiin dia beliin kaos Toraja atau Makassar, eh malah belum gw beliin. Jangankan buat die, gw aja gagal beli kaos, gara-gara waktu yang bener-bener mepet, dan keinginan gw buat makan otak-otak di Jogja pun gagal, setelah di hari terakhir, hari dimana gw jadwalin beli oleh-oleh, eh malah kepake buat bantuin bokap, dan diakhiri dengan reunian sama temen-temen SD. Biasa, orang sibuk..he3x

Acara makan malam yang diselingi obrolan panjang terasa berjalan begitu cepat, seenggaknya itu buat gw, karna enggak tau kenapa kalau kumpul sama mereka pengen yang lama aja, tapi jelas gak ditempat makan sekelas Bees, karna dijamin kalian akan diplototin sama pelayannya, seolah-olah dia minta kita cabut dengan segera.

Malam itu terasa begitu nikmat buat gw, selain perut kenyang, juga jiwa ini terasa damai dengan kehadiran kalian saat itu (uopoh..). Bener-bener gw bersyukur karna kalian memenuhi undangan makan malam gw, walaupun gw tau waktu kalian mungkin berharga ditempat yang lain.

Bertemu dengan segelintir sahabat cukup bagi gw untuk bisa melepas kangen gw selama dua bulan belakangan, walau tak pernah capek gw berdoa agar suatu saat kelak gw bisa ketemu sama semua temen-temen gw, entah kapan, entah dimana, dan entah seberapa tua usia kami kelak.

Bagaikan sebuah pertemuan dalam acara jalinan kasih episode persahabatan yang mempertemukan gw dengan sahabat-sahabat gw harus berakhir, karna pada keesokan harinya, tepat pada sore harinya gw berangkat ke Jakarta, dan berkat pertemuan singkat di warung Bees itu cukup bikin langkah gw ringan ninggalin Jogjakarta.

Sedih memang, namun kesedihan gw tak lantas menutup hati gw untuk selalu memupuk sebuah harap, bibir gw tuk berucap doa, dan otak gw tuk selalu menyediakan ruang bagi kalian. Dan walaupun gw gak tau kapan gw bisa ketemu mereka kembali, tapi gw tau, Tuhan sayang gw, dan gw percaya Dia akan mengabulkan keinginan terbesar gw, bukan, bukan cuma keinginan gw semata, tapi keinginan kami, keinginan Cabulers, ya gak sob?

Teruntukmu kupersembahkan kembali sebuah lyric yang begitu indah, begitu menyentuh, dan begitu indah dalam menggambarkan sosok sahabat, bukan seorang sahabat yang pergi tuk selamanya, namun seorang sahabat yang kan datang kembali padamu kelak, berbagi cinta, berbagi kasih, dan berbagi kebahagiaan, namun tidak berbagi uang…*emosi langsung ancur..ha3x

Semenjak dirimu pergi
Hadirmu kini begitu berarti
Karna kau nafas hidupku, bagian yang aku harapkan
Seorang kekasih hati yang telah pulang

Datanglah padaku kasih
Jogjalah tempat kita memadu cinta
Dekaplah padaku kasih
Peluklah hati yang takut kehilangan
Sedalam hatiku mohon kepadamu..

Tibalah saat untuk berpisah
Diwaktu semua begitu indah
Kenangan yang pernah singgah
Berakhir sudah..

Kau dan aku telah terpisah
Jarak yang jauh terbentang
Semoga Tuhan menyatukan cinta kita

Dan gw percaya kekuatan lyric yang terdapat dalam setiap baris Jogja Cinta kan selalu membawa kami dalam sebuah lingkaran, sebuah kebahagiaan, dan sebuah keindahan, dan semua itu bernama PERSAHABATAN.

Selamat Ulang Tahun Yudha (22 Tahun Yang Bermakna)

Standard

Secangkir kopi beserta beberapa jajanan pasar menemaniku sepanjang pagi ini, dan jelas tak lengkap jika tak bersama kesejukan pagi khas daerah pesisir pantai. Tak seorang pun berada disekitarku saat ini, tak ada seorang pun yang berusaha menjaga gw dari sejuknya pagi ini, ya biarpun gw gak merasa terancam oleh kesejukan itu, dan justru gw sangat menikmati itu.

Seperti biasa gw yang terlahir dengan imajinasi yang tidak diragukan lagi bikin gw melayang pada suatu hal, bukan tentang cinta, bukan tentang dompet yang kering, atau bahkan jenggot yang gak tumbuh-tumbuh, tapi gw sedang memikirkan tentang apa yang telah kuperbuat selama 21 tahun di usia gw.

Kalo gw pikir-pikir gw masih belum puas dengan apa yang gw dapet selama ini, selain karma gw tipe orang yang ambisius, juga bukannya kita diajarkan untuk tidak pernah puas dengan apa yang kita raih? Dan bagi gw merupakan sebuah tantangan tersendiri kalau gw belum dapat hal gw pengen, bukan begitu?

Ok, ada yang bilang kalau agama kita adalah agama orang tua kita, dalam artian ketika kita orok (baca:kecil), kita gak pernah dikasih opsi mau agama apa, tau-tau kita sudah mendapatkan agama tertentu dan ditulis pula di akte lahir. Tapi yang jelas gw gak pernah nyesalin tentang pilihan tersebut, dan justru gw beruntung.

Namun terkadang gw pengen nangis dengan pilihan gw satu itu, bukan karna gw salah pilih, namun gw nangis dengan apa yang gw lakuin selama ini. Gw berasa sukses nyoreng pilihan gw, pilihan yang seharusnya menjadi yang terbaik bagi diri gw di dunia dan akhirat gw. Dan sumpah, gw pun merasa sudah mengkhianati orang tua gw yang sudah ngajarin agama ke gw selama ini, sampai gw berumur 21 tahun, lantas inikah balasan gw ke mereka atas jasanya selama ini? Layakkah? Cuma orang bodoh yang menjawab iya.

Sampai sekarang masih banyak hal yang gw gak ketahui dari agama yang gw imani sejak gw terlahir. Bukan karna kurangnya pendidikan agama yang gw dapat, jangan salah, SMP gw masuk disekolah swasta faforit di Makassar, namanya Athirah, SMA apalagi, gw anak Muhammadiyah 1 Yogyakarta coy, kuliah? Begh, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Apa yang kurang coba? Kalo ada yang anggap gw kurang dapat ajaran agama, coba lw cek sendiri dech kurikulum di sekolahan gw sono, gw aja sampe eneg sama pelajarannya, karna saking seringnya, tapi yang kurang cuma satu, hati gw, hati gw belum putih, masih sangat kotor untuk nyerap ajaran agama dari guru gw ketika itu, ampuni aku ya Rob..

Padahal sebagai Tuhan, menurut gw Dia sudah sangat baik sama gw, gw aja dikasih usia gratisan sampai sekarang, gw dibebasin ngirup udara sesuka hati gw tanpa gw harus bayar sepeser pun, dan bahkan gw diberi orang-orang terbaik disekitar gw yang dengan rela dan kapan saja bisa nolongin gw, tapi apa? Otak, mata, bahkan hati gw udah ketutup kabut hitam pekat yang entah kapan datang dan dari mana asalnya. Yang pasti gw pengen segera menghilangkan kabut kelam itu sesegera mungkin, biar gw bisa ngerasain betapa indah dan terangnya segala nikmat dari-Nya yang dipancarkan ke gw dari segala penjuru mata angin, dan akhir dari semua itu biar gw bisa bersyukur atas semua itu.

Setiap orang pasti memiliki beberapa hal ataupun kejadian yang dapat menyadarkan dia pada suatu hal, ataupun kalau tidak sadar-sadar orang tersebut akan dibenturkan pada suatu kejadian, dan itu semua merupakan sebuah pesan dari Tuhan semata, dan tidak ada satu tujuan yang buruk yang diberikan oleh Allah dibelakang kejadian tersebut, selain untuk mengembalikan kita ke jalan-Nya, ya semata-mata untuk membuka mata kita, menghilangkan kabut kelam dalam hati kita yang selama ini memenjarakan kita dan menjauhkan kita dari diri-Nya

Bagi gw saat itu datang ketika gw pas ada di dusun Mangolo, Kolaka, Sulawesi Tenggara. Ketika bulan Ramadhan, bulan dimana orang-orang sangat sibuk tuk mencari keridhaan-Nya dengan cara beribadah, salah satunya Tarawih, namun berbeda dengan gw, gw gak ngelakuin seperti yang dituliskan oleh-Nya disetiap lembar yang tersusun rapi bernama Al-Qur’an.

Di mangolo gw dipertemukan oleh seseorang yang bisa gw anggap sebagai guru, bukan karna kepintarannya atau usianya, namun karna apa yang ia lakukan dapat jadi panutan bagi orang-orang, khususnya gw. Jangan kaget, orang yang gw maksud seorang Luna kecil, begitu ia gw samarin.

Dalam usia yang masih terlampau dini, sangat mudah baginya tuk dapat meninggalkan setiap ibadah selepas maghrib tersebut, selain itu juga mungkin jika dilihat keadaan didaerah tersebut, mungkin bisa sedikit dimaklumi jika sang Luna kecil memilih kabur dan lebih memilih bermain game house dirumah yang telah gw install sebelumnya, tapi apa? Dia lebih memilih berjalan ditengah malam hanya dengan senter mungilnya yang hanya dapat memberi ruang penglihatan yang sangat terbatas, dan diperparah dengan kontur tanah yang masih lembek mengingat jenis tanah yang masih lempung dan basah setelah diguyur hujan pada sore harinya, tapi apa? Dia tetap semangat menuju masjid yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya, oh Tuhan..betapa bodohnya gw, gw yang diberi kemudahan, namun sangat jarang shalat dimasjid selain untuk Jum’atan,oh Tuhan..

Masih banyak hal yang membuatku terkadang takut tuk memohon doa hanya tuk sekedar pengampunan dosa ataupun memohon keberhasilan hidup, itu karna perbuatanku yang tak makin membaik setiap harinya. Padahal kalau aku melihat lebih dalam disetiap firman-Nya, Dia kan senantiasa mengampuni dosa setiap hamba-Nya, karna hanya Dia yang memiliki sifat kasih yang abadi, karna hanya Dia Tuhan maha cinta.

Tuhan, akan menjadi sia-sia jika aku terus mendendangkan lagu penyesalanku selama 21 tahun usiaku.

Tuhan, hari ini usiaku genap 22 tahun. Aku ingin usiaku ini berbeda dengan usia-usiaku sebelumnya, aku ingin engkau terus ada didalam hatiku, memberi penerang bagi hatiku yang selama ini hitam pekat, aku ingin usiaku penuh dengan cinta dan kasih-Mu, hanya itu Tuhan, hanya itu. Dan aku tak akan pernah menyerah tuk mendapatkan kasih-Mu kembali, dan dengan mengucapkan Bismilllah, aku kembali ke jalan-Mu Tuhan..