Monthly Archives: December 2010

Karya Anak SD di Jurnal Internasional?

Standard

LONDON, KOMPAS.com – Siapa bilang hanya hasil riset peneliti senior saja yang bisa masuk jurnal internasional. Bulan ini, The Royal Society Journal Biology Letters memuat hasil penelitian anak SD Blackawton School, London, Inggris, yang mengupas kemampuan lebah memilih warna dan pola.

“Artikel yang dimuat ini merepresentasikan publikasi anak-anak pertama yang berkualitas dunia. Saya harap hal ini bisa menginspirasi semua pihak, bahwa sains tidaklah eksklusif tetapi bisa dijangkau oleh siapapun,” kata Professor Brian Charlesworth, editor Biology Letters.

Dalam penelitiannya, anak-anak tersebut melihat, apakah lebah bisa belajar untuk mengenali pola dan warna. Mereka juga melihat, apakah hal tersebut bisa membantu lebah menemukan jalan untuk sampai di air gula sambil menghindari garam yang ada di jalannya.

Dalam artikel di jurnal, anak-anak itu menulis, “Kami menemukan, bahwa lebah bisa menggunakan kombinasi warna dan relasi spasial untuk menemukan makanan. Kami juga menemukan, bahwa sains sangat keren dan menyenangkan, sebab kamu bisa melakukan sesuatu yang orang belum pernah lakukan.”

Saat meneliti, anak-anak ini dibantu oleh Beau Lotto, ahli neurosains dari University College London. Lotto juga membantu dalam memublikasikan hasil penelitian, mulai dari menuliskan metode, pembahasan dan kesimpulan. Untuk menuliskan, ia merangkum hasil diskusi dengan anak-anak.

“Dunia sains yang sebenarnya penuh dengan ketidakpastian, karenanya sains menyenangkan. Namun, saya menemukan bahwa ketidakpastian itulah yang menjadi kelemahan dalam pendidikan, ketika pelajaran sains terlalu sering dipenuhi dengan fakta-fakta yang dangkal,” komentar Lotto.

Inilah Lima Gunung Api Teraktif di Dunia

Standard

KOMPAS.com Gunung Merapi masih terus menunjukkan aktivitas meningkat selama seminggu sejak letusan tanggal 26 Oktober 2010. Hari ini juga diberitakan bahwa aktivitas 22 gunung di wilayah lain di Indonesia juga meningkat.

Walau Merapi terlihat sangat aktif, tetapi keaktifannya masih belum seberapa jika dibandingkan dengan gunung-gunung lain. Masih banyak gunung api lainnya di dunia yang lebih aktif.

Inilah daftar 5 gunung teraktif di dunia berdasarkan laporan Paul Kimberly, Program Manager  Global Volcanism, Smithsonian Institution. Keaktifan dilihat dari lama waktu gunung tersebut aktif secara terus-menerus.

1. Yasur Gunung ini terletak di Pulau Tanna, bagian dari negara kepulauan Vanuatu di Pasifik Selatan. Ketinggian gunung ini hanya 361 meter, tetapi keaktifannya telah berlangsung secara terus-menerus selama 111 tahun.

2. Etna Gunung ini juga terletak di Italia. Memiliki ketinggian 3.340 meter, gunung ini telah aktif secara terus-menerus selama 109 tahun. Letusan Etna paling hebat terjadi pada tahun 1669.

3. Stromboli Gunung ini telah aktif secara terus-menerus selama 108 tahun. Terletak di Italia, gunung ini sering disebut Lighthouse of the Mediterranean. Salah satu erupsinya pada tahun 2002 mengakibatkan tsunami kecil dan kerusakan di Desa Stromboli yang terletak berdekatan dengannya.

4. Santa Maria Gunung Santa Maria terletak di Guatemala. Ketinggian gunung ini mencapai 3.772 meter. Erupsi terbesarnya adalah pada tahun 1902 dan merupakan salah satu erupsi terbesar sepanjang abad ke-20. Gunung ini telah aktif secara terus-menerus selama 101 tahun.

5. Sangay Gunung yang terletak di Ekuador ini telah aktif secara terus-menerus selama 94 tahun. Aktivitas erupsi awal ditemukan pada tahun 1628. Sementara, aktivitas erupsi secara berkelanjutan tercatat dari tahun 1728 sampai 1916 dan tahun 1934 hingga kini. Ketinggian gunung ini adalah 5.230 meter.

Hiii, Kecoa Madagaskar Tergalak di Dunia

Standard

KOMPAS.com — Kecoa Madagaskar dikenal sebagai makhluk yang agresif. Mereka suka menyerang satu sama lain, mulai dengan menyeruduk bagian kepala sesamanya hingga menyerang bagian perut. Tapi, manakah kecoa Madagaskar yang paling galak?

Berdasarkan riset David Logue, ahli ekologi perilaku dari Universitas Puerto Rico, diketahui bahwa kecoa Madagaskar yang paling galak adalah yang berukuran sedang. Sebelum mengambil kesimpulan itu, Logue dan rekannya terlebih dahulu melakukan percobaan yang melibatkan 70 kecoa jantan. Ia menggosokkan antena kecoa jantan yang satu ke kecoa jantan yang lainnya.

Ketika pertarungan telah disimulasikan lewat komputer, Logue mengetahui bahwa kecoa berukuran sedang merupakan kecoa tergalak. Peneliti mengungkapkan, hal itu terjadi karena merekalah yang paling banyak mengalami kemenangan dan kekalahan.

Meski pertarungan antar-kecoa Madagaskar ini tak menyebabkan luka serius, peneliti mengungkapkan bahwa pertarungannya sudah melampaui batas. Salah satu alasan pejantan untuk bertarung adalah memperebutkan betina.

Meneliti Obat Kini Bisa Dilakukan Lebih Cepat

Standard

VIVAnews – Membuat metode validasi untuk obat merupakan pekerjaan kompleks. Di bagian akhir pengembangan obat, bisa jadi kandidat obat yang akan digunakan untuk mengatasi penyakit, malah dibuang. Akhirnya, seluruh proses validasi yang dilakukan terhadap obat itu menjadi sia-sia.

Sebagai contoh, munculnya virus HIV pada tahun 1980-an memicu kalangan medis melakukan penelitian karena banyak pasien yang terenggut nyawanya akibat AIDS.

Ternyata, untuk menemukan virus yang bertanggungjawab terhadap penyakit itu saja membutuhkan waktu bertahun-tahun. Dan waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan obatnya juga lebih panjang lagi.

“Dikhawatirkan, di masa depan, akan lebih banyak lagi virus yang merenggut jiwa manusia karena lambatnya proses ini,” kata Dr Ian Lipkin, seorang neurolog asal University of California, San Francisco, seperti dikutip dari NY Times, 16 Desember 2010. “Kita harus menemukan cara yang lebih baik untuk melakukan hal ini,” ucapnya.

Untuk menghindari usaha sia-sia, peneliti dari Bayer Schering Pharma mencari cara yang cepat dan sederhana dalam membuat metode yang stabil dan dapat digandakan dalam mengembangkan obat.

“Bagian paling sulit dari pengembangan obat adalah membuat stok solusi dan memodifikasi parameter untuk menentukan metode mana yang paling stabil,” kata Dr Michael Pfeffer, Lab Manager Bayer Schering Pharma.

Pfeffer kemudian melakukan sebanyak mungkin otomatisasi terhadap sejumlah langkah dalam tahapan pencarian obat. Sebuah sistem Agilent HPLC yang dilengkapi dengan autosampler berthermostat dan dikontrol lewat software ChemStation dipilih untuk mengembangkan metode analisis.

Sebuah bahasa pemrograman macro kemudian digunakan untuk membuat macro spesifik yang disebut sebagai “Validation Generator” atau Autoval yang membuat pencairan rutin untuk autosampler dan disaat yang sama membuat tabel pengulangan terhadap sampel tersebut.

Setelah sampel dijalankan, data kemudian diekspor ke Microsoft Excel untuk mendapatkan hasil kalkulasi.

Hasilnya, ternyata setelah menggunakan metode otomatisasi tingkat tinggi, analisis non stop dapat dijalankan dan menghasilkan penghematan waktu yang signifikan bagi tim peneliti di lab dalam melakukan risetnya.

“Metode otomatisasi ini, dikombinasikan dengan evaluasi yang sudah terstandarisasi terbukti menjadi bagian penting dalam metode validasi terhadap obat yang efektif,” kata Pfeffer. “Alur kerja otomatis juga memungkinkan reproduktivitas yang baik dan juga mengurangi dampak dari kesalahan penelitian secara manual,” ucapnya.

Flamingo Makin Pink di Musim Kawin

Standard

KOMPAS.com – Burung flamingo mengubah warna bulunya menjadi merah muda untuk mencari perhatian pasangan selama musim kawin. Hasil studi yang didapat oleh ilmuwan Spanyol ini menyanggah anggapan lama yang menyatakan kalau warna bulu burung flamingo memudar karena sinar matahari atau tidak sengaja terkena materi organik.

Para peneliti di Donana Biological Research, Spanyol, memperhatikan, setelah bertelur, flamingo dewasa kehilangan warna pink muda di bulu mereka. Warna itu muncul lagi kemudian hari, tapi mereka tidak berganti bulu. “Kami curiga mereka memiliki semacam kosmetik,” demikian menurut peneliti Juan Amat.

Studi dilakukan di tiga titik di Spanyol. Para peneliti menyelidiki variasi warna pada berbagai musim. Mereka juga memperhatikan pola bertelur, pemeliharaan bulu, dan aktivitas flamingo. Dengan menggunakan teleskop, para peneliti membuat skala nilai 1 sampai 3 untuk kepekatan warna merah muda pada bulu. Nilai 1 diberikan untuk warna paling pucat, sedangkan warna paling pekat dinilai 3.

Selama bulan Februari, nilai rata-rata mencapai 1,7. Sekitar bulan itu, flamingo memasuki musim kawin. Di bulan Mei sampai September, nilai rata-rata merosot ke 1,0. Di bulan-bulan itulah flamingo memasuki masa bertelur. Nilai warna meningkat lagi ke 1,6 pada bulan Oktober.

Amat dan koleganya curiga kalau warna bulu itu diperoleh dari minyak yang dihasilkan oleh kelenjar di dekat ekor. Flamingo dan burung-burung lain memiliki kelenjar tersebut untuk mengawetkan bulu dan membuat bulu menjadi anti-air. Dengan paruhnya, flamingo mengoleskan minyak tersebut ke bulu-bulu di tubuh mereka.

Aktivitas pengolesan itu semakin sering pada saat musim kawin tiba. Peneliti menyebutkan kalau warna merah muda yang pekat lebih menarik bagi pasangan.

“Burung lain, misalnya burung nasar, mandi lumpur untuk membuat bulu mereka berwarna. Kami akan meneliti lebih lanjut apakah mandi lumpur itu berfungsi untuk mempercantik diri,” jelas Amat.

Hadir, Kartu Natal Terkecil di Dunia!

Standard

KOMPAS.com — Ahli nanoteknologi dari Universitas Glasgow, Skotlandia, membuat terobosan baru. Mereka menciptakan kartu natal yang diklaim sebagai kartu natal terkecil di dunia, yang sebanyak 8.276 kartunya bisa ditempelkan di atas kertas seukuran perangko.

Professor David Cumming dan Dr Qin Chen membuat kartu natal itu dari bahan kristal gelas superkecil yang bagian atasnya memiliki ukiran gambar pohon natal. Ilmuwan tersebut mengatakan, produksi kartu natal itu hanya memakan waktu 30 menit.

“Proses pembuatannya sangat cepat dan instan. Selain itu, juga bisa dilakukan berulang-ulang. Yang memakan waktu lebih lama adalah proses mendesain gambar pohon natalnya,” kata Cumming.

Kartu natal terkecil ini memiliki ukuran lebar 200 mikrometer dan tebal 290 mikrometer. Ukurannya kira-kira sepersepuluh tebal sehelai rambut manusia. Sebanyak 500.000 kartu natal superkecil ini bisa disusun di kertas A5.

Warna-warni pada kartu natal superkecil ini dibuat dengan proses yang disebut plasmon resonance, yang menggunakan film aluminium berpola produksi James Watt Nanofabrication Centre.

Namun, meski kartu natal mini ini hanyalah demonstrasi, teknologi yang digunakannya begitu nyata. Lewat pembuatan kartu natal ini, para ilmuwan ingin mengomunikasikan betapa berpengaruh nanoteknologi dewasa ini.

“Nanoteknologi kami adalah salah satu yang terbaik di dunia. Namun, menjelaskannya pada publik kadang sulit. Kami lalu memutuskan untuk membuat kartu natal ini sekadar menunjukkan betapa akurat teknologi ini,” kata Cumming.

Bagaimana Badai Tropis Anggrek Terbentuk

Standard

KOMPAS.com – Adanya Badai Tropis Anggrek di perairan Samudera Hindia yang berdekatan dengan Mentawai telah mengakibatkan pengiriman bantuan pada para korban tsunami terganggu. Badai tropis itu mengakibatkan ketinggian gelombang laut dan kecepatan angin meningkat sehingga mengganggu jalur transportasi lewat udara dan laut.

Apa sebenarnya Badai Tropis Anggrek tersebut? A Fahri Radjab, Kepala Sub Bidang Siklon Tropis Tropical Center Warning Center (TCWC) Badan Meteorologi Kilmatologi dan Geofisika, mengungkapkan, badai tropis Anggrek sebenarnya merupakan sesuatu yang disebut siklon tropis, yaitu sirkulasi angin yang berputar dan bersumber dari wilayah tropis yang hangat. Anggrek hanya nama yang diberikan untuk siklon tropis itu.

Terjadinya Badai Tropis Anggrek tersebut juga memiliki faktor-faktor tertentu. Secara umum, siklon tropis itu terbentuk oleh tiga faktor utama. “Faktor pertama adalah suhu muka air laut yang hangat yang mengakibatkan penguapan air laut. Air laut tersebut akan berubah menjadi uap air dan terkondensasi di atmosfer,” jelas Fahri ketika diwawancara Kompas.com hari ini (2/11/2010). Kumpulan uap air di atmosfer akan menjadi sumber energi utama bagi badai tropis.

Faktor kedua adalah adanya pemusatan tekanan rendah. “Adanya pemusatan tekanan rendah itu akan menyebabkan udara dari tempat lain terkumpul di wilayah pusat tersebut. Sebab, pada prinsipnya udara akan bergerak dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah,” kata Fahri melanjutkan penjelasannya. Udara yang terkumpul tersebut nantinya akan menjadi sesuatu yang digerakkan sehingga bisa menciptakan sistem putaran.

Sementara, faktor ketiga atau faktor penggeraknya adalah rotasi bumi. “Bumi yang bergerak pada sumbunya akan menjadi faktor penggerak. Angin yang terkumpul di wilayah tersebut dan uap air yang ada akan digerakkan oleh energi kinetik akibat rotasi bumi, sehingga membentuk badai tropis,” ungkapnya. Jika pusat tekanan rendah berada di bumi bagian selatan, sifat putaran adalah searah jarum jam, dan sebaliknya.

Ketiga faktor itu akan saling mempengaruhi dan bekerjasama membentuk badai tropis lewat tiga tahapan. Tahapan pertama adalah tahap pembentukan dimana kecepatan putaran angin mulai meningkat. Sementara, tahap kedua adalah tahap matang yang dicirikan dari maksimumnya kecepatan putaran angin. Tahap terakhir adalah tahap punah dimana kecepatan putaran angin mulai melemah dan akhirnya menghilang. Waktu pembentukannya bisa berbeda-beda dalam tiap badai.

Setiap faktor sendiri akan menentukan karakteristik badai tropis yang bisa dilihat dari kecepatan putaran anginnya. Misalnya, Fahri mengungkapkan, “Semakin rendah tekanan udara di wilayah pusat tekanan, maka kecepatan putaran badai tropis akan semakin tinggi. Tapi, tempat tidak menentukan. Tidak bisa digeneralisir bahwa badai tropis di Pasifik jauh lebih kuat daripada di Hindia. Hanya tergantung pada tekanan udara, uap air dan rotasi bumi,” kata Fahri.

Berdasarkan kecepatannya, badan tropis bisa dikategorikan menjadi lima. Kategori pertama memiliki kecepatan 73 – 90 km/jam, kategori 2 berkecepatan 90 – 125 km/jam dan kategori 3 memiliki kecepatan 125 – 166 km/jam. Sementara itu, kategori 4 memiliki kecepatan 166 – 205 km/jam dan kategori 5 berkecepatan 205 – 277 km/jam. Pengelompokan karakteristik bada tropis tersebut dilakukan oleh Australia.

Melihat kecepatan Badai Tropis Anggrek hari ini, Fahri mengungkapkan bahwa badai tersebut masih termasuk dalam kategori 2 dan dalam tahap matang dimana kecepatan anginnya maksimal. “Kecepatan putaran angin pada hari ini sekitar pukul 7.00 WIB adalah 110 km/jam. Masih termasuk dalam kategori 2” katanya. Fahri memperkirakan, kecepatannya masih akan tinggi esok hari dan akan memasuki tahap punah sekitar tanggal 5 November 2010 mendatang.

Peneliti Temukan Hewan Hidup Tanpa Oksigen

Standard

VIVAnews – Sekelompok peneliti laut dalam asal Italia dan Denmark menemukan hewan multiseluler yang melangsungkan seluruh hidupnya tanpa menghirup oksigen.

Kelompok peneliti itu menemukan tiga spesies Loricifera (hewan serupa ubur-ubur berukuran panjang kurang dari satu milimeter) di endapan cekungan L’Atalante, sebuah kawasan perairan asin tak beroksigen di kedalaman 3000 meter, dasar laut Mediterrania, atau laut tengah.

Ketika Antonio Pusceddu, peneliti dari Marche Polytechnic University, Italia, dan rekan-rekannya menemukan Loricifera tersebut, mereka memperkirakan bahwa hewan itu jatuh ke dasar laut setelah hewan itu mati.

“Kami kira sangatlah tidak mungkin mereka bisa hidup di sana,” kata Pusceddu, seperti dikutip dari Discovermagazine, 27 Desember 2010. Akan tetapi, dari uji coba yang dilakukan pada dua ekspedisi berikutnya, diketahui bahwa hewan yang ditemukan itu masih hidup.

Pusceddu menyebutkan, Loricifera memiliki cara adaptasi yang unik terhadap lingkungan bebas oksigen.

Hewan ini tidak memiliki mitochondria (sel yang mampu mengonversi oksigen menjadi energi seperti yang ada di seluruh sel hewan lainnya). Akan tetapi mereka menggunakan struktur yang menyerupai hydrogenosom, organ yang menggunakan mikroba untuk menghasilkan energi.

Yang menarik, temuan ini membuka kemungkinan adanya kehidupan hewan yang lebih kompleks di lingkungan keras bebas oksigen lainnya. Baik di Bumi ataupun di tempat-tempat lain

Ilmuwan: Penelitian NASA Salah

Standard

VIVAnews – Pekan lalu, marak diberitakan bahwa NASA telah menemukan bakteri yang sangat berbeda dengan makhluk hidup lainnya yang ada di planet Bumi. Bakteria tersebut menggantungkan hidupnya pada arsenik, zat yang mematikan bagi makhluk hidup pada umumnya.

Namun, pada akhir pekan lalu, seperti dikutip dari PopSci, 9 Desember 2010, sejumlah mikrobiolog terkemuka menyatakan bahwa hasil penelitian yang baru dipublikasikan NASA tersebut salah.

Tudingan salah terhadap hasil penelitian yang dilakukan NASA pertamakali datang dari Rosie Redfield, seorang mikrobiolog asal University of British Columbia. Ia menyatakan bahwa penelitian itu tidak akurat dan menuduh bahwa penulis laporan bakteri pecinta arsenik itu merupakan ilmuwan yang buruk atau atau pengamat kehidupan ekstraterrestrial yang tidak hati-hati.

Terpancing oleh komentar pedas Redfield di komunitas sains, Carl Zimmer, seorang penulis sains mengontak sejumlah pakar untuk mengetahui apakah kecaman Redfield merupakan kritik yang valid. Ternyata, banyak pakar yang menyatakan bahwa hasil penelitian NASA tersebut juga tidak benar.

Harian Guardian kemudian mengumpulkan laporan dari sumber-sumber kalangan peneliti internasional. Hasilnya, kritikus yakin bahwa Felisa Wolfe-Simon, penulis laporan penelitian yang dipublikasikan NASA tersebut telah salah menafsirkan hasil yang keliru. Diperkirakan karena peneliti gagal mengambil langkah pencegahan.

Kritikus menyebutkan, Wolfe-Simon dan kawan-kawan salah dan mereka punya metode sendiri untuk membuktikannya. Arsenik lebur di air, jadi, jika arsenik ada di DNA mikroba, arsenik harusnya terurai saat peneliti mencucinya untuk menghilangkan kontaminan lain.

Idealnya, kesalahan seperti ini seharusnya dapat diantisipasi dan para penilai wajib mempertanyakan hal tersebut sebelum menerima laporan tersebut untuk dipublikasikan di jurnal. Menurut peneliti, beberapa tes sederhana sebenarnya dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Kontroversi seputar kesalahan penulisan laporan penelitian tersebut kemudian meluas ke luar diskusi ilmiah. Ini juga menjadi pelajaran agar tidak lebih dulu mengabarkan pada publik suatu hal yang sangat rumit dan perlu diteliti lebih mendalam.

Menanggapi kritik tersebut, NASA menyebutkan bahwa mereka akan menyerahkan bakteri yang bersangkutan pada pihak manapun yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.

Prancis, Negara Teraman saat Kiamat 2012?

Standard

VIVAnews – Tak sedikit orang yang mempercayai tentang datangnya kiamat tahun 2012. Bisa jadi Anda salah satunya. Tidak ada persepsi yang salah atau benar. Tiap individu bebas memilih untuk percaya atau tidak. Memang, bagi sebagian suku, tahun 2012 dipercaya sebagai tahun perubahan spiritual.

Telah banyak acuan yang memaparkan prediksi dan ramalan bahwa bencana besar akan melanda Bumi pada tahun 2012. Dua yang terpopuler di antaranya adalah Nostradamus dan Bangsa Maya.

Misalnya, ramalan di buku Nostradamus Code. Buku itu meramalkan komet akan memporakporandakan Bumi dan memporakporandakan segala isinya. Tak hanya itu, ramalan lainnya juga mengatakan bahwa generasi anti-kristus ketiga menyebarkan pasukannya ke seluruh dunia dengan kedok menawarkan bantuan. Misinya: mempersiapkan perang nuklir.

Selain Nostradamus, beberapa dari Anda yang mempercayai kiamat tahun 2012 mungkin mempercayai ramalan Bangsa Maya. Ya, ini relatif lebih populer ketimbang Nostradamus. Teori tentang kehancuran dan kiamat dikutip dari buku bertajuk The Mayan Prophecies yang diterbitkan tahun 1995.

Dalam buku tersebut, ramalan kiamat didasarkan pada kalender Maya dengan periode perputaran matahari jangka panjang. Namun, penduduk tua bangsa Maya itu sendiri malah justru membantahnya.

Menurut sebagian orang, yang juga pengarang non-ilmuwan, bencana besar diprediksi akan datang di sela-sela ajang olahraga olimpiade London dan perayaan Queen Elizabeth Diamond Jubilee, yakin perayaan kekuasaan monarik Ratu Elizabeth ke-60 pada 2012 mendatang.

“Tahun 2012 diklaim sebagai tahun transformasi spiritual atau apocalype,” kata website Armageddon online, yang dikutip VIVAnews dari Telegraph, Kamis 23 Desember 2010.

“Tak sedikit spiritualis dan filosofis new age yang meyakini manusia akan memasuki era pencerahan pada tahun 2012,” tambahnya.

Menariknya, website tersebut juga mengatakan sebuah desa di Prancis, Bugarach, sebelah barat daya Prancis, akan menjadi tempat pertama yang diinvasi UFO. Isu tentang tempat ini telah beredar di Internet, terutama di kalangan pemerhati UFO, sebagai satu-satunya tempat teraman bagi manusia agar terselamatkan dari Armageddon tahun 2012.

Beberapa orang yang mengkampanyekan UFO yakin bahwa Gunung Le Pic de Bugarech akan menjadi landasan UFO pertama di Bumi. Entah apa dasar pemikiran tersebut, yang jelas isu tentang hal ini sempat ramai di Internet. Lantas desa ini pun menjadi fokus pencarian di internet. Dan, nampaknya mereka percaya maksud dari kedatangan UFO itu cukup positif.